Sabtu, 10 Januari 2009

TEOBLOG: Agen Epistemik Moral

Seluruh makhluk hidup di muka bumi ini saling berhubungan dengan tata caranya tersendiri termasuk manusia. Saling ber-relasi adalah kebutuhan mendasar bagi individu-individu di dalam kelompok-kelompoknya masing-masing, antara kelompok dengan kelompok lain, dan sebagainya. Oleh karena itu, kemampuan dan sarana komunikasi untuk berbagi informasi pun disesuaikan dengan situasi dan perkembangan dari waktu ke waktu. Salah satu media yang saat ini memegang peranan penting bagi kehidupan manusia adalah komputer dengan jaringannya yang disebut internet.


Sejak internet diperkenalkan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, informasi dihasilkan dan dikonsumsi dengan tiada batasnya. Internet menjadi elemen kunci bagi masyarakat abad ini khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi. Masyarakat baru pun terbentuk tanpa batas, yaitu masyarakat internet yang memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana berkomunikasi dengan aturan-aturan yang hanya dapat dipahami sendiri. Mereka yang tidak termasuk dalam masyarakat itu akan kesulitan memahami aturan-aturannya, tetapi dapat menjadi bagian dari masyarakat itu dengan sangat mudah. Bagi masyarakat internet, teknologi informasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Teknologi informasi telah membentuk jati diri masyarakatnya. Kebebasan memproduksi dan mengkonsumsi informasi dalam masyarakat internet dapat berdampak positif dan negatif. Dampak positif adalah dalam hal pembagian pengetahuan yang cepat dan tidak terbatas, sementara dampak negatifnya dapat berwujud akses yang tidak terbatas oleh siapa saja terhadap apa saja.
Ketika internet muncul, maka ia menantang konsep-konsep tradisional tentang jurisdiksi dan pemerintahan. Walaupun tantangan itu muncul dalam banyak bentuk, tetapi umumnya tantangan itu ada 2 (dua), yaitu: Pertama, ketika kita online, maka pada saat yang bersamaan, kita berada di mana saja tetapi juga tidak ada. Internet menjadi media baru yang tidak dibatasi, ada di mana-mana, tidak membutuhkan pasport untuk ada di sana, kita dapat berkunjung ke mana saja hanya dengan menekan tombol-tombol. Kedua, tak ada satu entitas tunggal yang dapat mengontrol internet. Hal itu lebih disebabkan karena sesungguhnya internet adalah jaringan dari jaringan dan bukan sekedar jaringan biasa. Maksudnya, dalam suatu jaringan terstruktur, maka internet menjadi bagian dari jaringan itu dan membentuk jaringan baru yang semakin tidak terstruktur.

Dengan kenyataan itu, internet menghadirkan dua sisi, positif dan negatif. Pada sisi positif, penghilangan sumber-sumber kepemilikkan dan kontrol dalam internet berakibat pada bertambahnya kreatifitas manusia dalam komunikasi global yang baru, kesempatan-kesempatan bisnis yang baru dan pilihan-pilihan atasnya. Pada sisi negatif, penghilangan sumber-sumber kepemilikkan dan kontrol dalam internet menimbulkan masalah baru yaitu seputar pertanggungjawaban ketika ada hal yang salah atau ketika muncul hal-hal yang tidak disetujui. Karena kebebasannya itu, internet dapat berisi hal-hal yang kompleks sekaligus mudah diakses. Internet dapat berisi informasi-informasi pengetahuan baru, tetapi juga berisi informasi perjudian, pronografi, pelanggaran terhadap hak milik intelektual, dan sebagainya.
Pertanyaan penting yang akan muncul adalah siapa yang harus bertanggungjawab? Standar apa yang akan digunakan untuk hal seperti itu? Apakah standar-standar yang dibutuhkan dalam masyarakat internet sama atau berbeda dengan dalam masyarakat biasa?
Pertanyaan-pertanyaan yang lahir itu kemudian membimbing penulis untuk menawarkan suatu solusi berupa pemanfaatan media internet sebagai penyeimbang terhadap informasi-informasi yang tidak sesuai dengan standar-standar dunia nyata. Media internet yang dapat digunakan menurut penulis adalah weblog. Dengan memanfaatkan weblog sebagai media yang berisikan informasi yang terus menerus dikomunikasikan kepada siapa saja dalam dunia yang tidak terbatas itu, maka diharapkan ada semacam penyeimbang moral terhadap dampak-dampak teknologi informasi dan komunikasi global ini.

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan di atas, maka masalah yang hendak dibahas dalam paper ini adalah bagaimana menjadikan weblog sebagai media penyeimbang moral bagi perkembangan pesat teknologi informasi dalam masyarakat.
Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi itu sebagai penyeimbang terbaik terhadap dirinya sendiri. Bertolak dari pendapat Jacques Ellul yang mengusulkan 4 (empat) penyeimbang bagi otonomi teknologi, yang salah satunya adalah moralitas, maka saya mengusulkan gagasan tentang Teoblogi sebagai penyeimbang moralitas itu. Teoblogi dalam bahasan saya adalah bentuk lain dari Teologi yang dikomunikasikan dengan menggunakan teknologi informasi dalam hal ini internet, lebih tepatnya lagi weblog.

Dengan demikian, berdasarkan solusi itu, ada dua hal yang menjadi fokus bahasan dalam tulisan ini, yaitu: (1) Weblog sebagai media; dan (2) Teologi sebagai refleksi dan ekspresi yang menjadi isi media itu; (3) Upaya berteologi dalam weblog, yaitu “Teoblogi”.

Dalam tulisan ini, selain menggunakan pandangan Jacques Ellul tentang penyeimbang moralitas terhadap otonomi teknologi, saya juga menggunakan pendekatan Alvin I. Goldman tentang “Teori Nilai Epistemik”. Teori nilai epistemik adalah suatu kerangka kerja di mana tujuan dari pertanyaan yang dimunculkan adalah benar-benar epistemik. Menurut Goldman, tingkat kepentingan individu terhadap suatu topik khusus dapat berdampak pada nilai epistemik dari keyakinan yang benar atas topik tersebut (Goldman, 1999: 88-89). Diharapkan bahwa dengan menunjukkan teoblogi sebagai penyeimbang moralitas dan mendapatkan pendasaran epistemologinya, maka solusi yang ditawarkan di atas dapat bermanfaat bagi masyarakat internet.

Dengan melakukan studi kepustakaan terhadap beberapa referensi filsafat teknologi, teknologi informasi dalam hal ini internet, juga penelusuran terhadap beberapa weblog khususnya yang berbahasa Indonesia yang menurut penulis layak disebut sebagai upaya teoblogging, maka diharapkan tujuan penulis untuk membuktikan bahwa teoblogi layak dipertimbangkan sebagai salah satu penyeimbang moral dalam masyarakat internet itu dapat dipertahankan dan pada gilirannya dapat diterima sebagai ide yang terus menerus dikritisi dan dibarui.

A. Masyarakat Internet
Internet pertama kali digunakan oleh militer negara-negara adidaya, khususnya Amerika Serikat untuk melakukan komunikasi yang cepat dan rahasia. Sejak tahun 1990an, internet mulai merambah publik dan menjadi media yang dibutuhkan oleh hampir semua orang untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

Bagi orang-orang yang terbiasa menggunakan komputer untuk mengerjakan tulisan dan tugas-tugas lainnya, komputer hanya dilihat sebagai sarana untuk menulis, menghitung, menggambar, dan lainnya serta mengedit apa yang ditulis, dihitung, digambar itu. Dalam perkembangan terakhir, komputer ternyata tidak saja digunakan untuk hal-hal itu tetapi sudah digunakan untuk saling berbagi informasi dan membangun komunikasi secara langsung dan online. Komputer adalah sarana membaca berita, membangun hubungan-hubungan dengan orang lain, menonton rekaman-rekaman berita dan peristiwa juga memperoleh informasi-informasi yang diperbarui setiap detiknya. Transformasi masyarakat ini kemudian yang diberi nama “masyarakat internet” oleh Maria Bakardjieva dalam ‘Teknobiografinya’. Dalam studinya itu, Bakardjieva mengidentifikasikan masyarakat internet sebagai “user” atau pengguna internet. Pengguna internet atau user adalah orang-orang biasa, laki-laki dan perempuan, yang tidak termasuk dalam orang-orang profesional dan bidang internet. Orang-orang profesional yang dimaksudkannya adalah para teknisi, programmer, desainer, para pengambil keputusan dalam industri internet, bidang pemasaran dan pelayanan dalam teknologi pengembangan jaringan komputer, dan sebagainya. Dengan demikian, masyarakat internet adalah pengguna teknologi jaringan komputer atau internet.

Sebagai pengguna, masyarakat internet hanya sekedar memanfaatkan layanan-layanan yang telah disediakan oleh para profesional internet untuk berbagi informasi maupun saling berkomunikasi. Salah satu layanan yang tersedia saat ini dan umumnya gratis atau tidak berbayar adalah weblog.

B. Weblog
Dalam Handbook For Bloggers and Cyber-Dissidents disebutkan bahwa weblog adalah website pribadi yang: (1) memuat hal-hal yang selalu baru (posts); (2) di-update secara reguler; (3) dalam bentuk catatan harian di mana hal-hal yang ditulis itu selalu ada dalam kategori-kategori yang ditentukan oleh pemiliknya. Apa yang baru di-posts-kan akan selalu berada pada bagian paling atas halaman utama tiap weblog; (4) dapat diatur dengan menggunakan sarana-sarana desain yang khusus dan interaktif; (5) selalu dibuat dan dijalankan oleh satu orang, kadangkala secara anonim.

Oleh karena merupakan layanan baru dalam bidang jaringan, maka ada beberapa istilah yang juga baru diperkenalkan sehubungan dengan weblog ini, yaitu:
a) blog: adalah bentuk pendek dari Weblog, suatu website pribadi yang berisi materi-materi tulisan, link-link atau foto-foto yang dimasukkan (posted) setiap saat oleh seseorang.
b) blogger: orang yang menjalankan blog.
c) blogosphere: semua blog atau komunitas blog.
d) blogroll: daftar dari link-link eksternal yang ditampilkan dalam suatu blog dan berhubungan dengan blog-blog lain. Tampilannya dalam suaut blog ada dalam kolom tersendiri. Blogroll selalu memuat sub-sub komunitas atau para blogger yang diidentifikasi sebagai teman.
e) dan beberapa istilah lain yang dapat lebih dipahami ketika seseorang telah menjadi blogger.

Dalam Merriam-Webster Online Dictionary, sebagaimana yang dikutip oleh Robert N. Barger, kata “blog” didefinisikan sebagai “suatu Web yang merupakan jurnal online pribadi, yang berisi refleksi-refleksi, komentar-komentar dan kadangkala jaringan-jaringan ke alamat web lain, yang disediakan oleh penulis.” Walaupun merupakan jurnal pribadi, tetapi suatu blog berisi materi-materi yang sifatnya adalah publik dan bukan pribadi, disediakan bagi semua orang, khususnya masyarakat internet untuk melihat dan membacanya. Dalam tulisannya, Julien Pain menyatakan bahwa bloggers adalah kemunculan baru dari kebebasan berekspresi.

Seiring perjalanan waktu, pengaruh dari para blogger khususnya di bidang politik dan berita semakin meningkat. Peningkatan itu membawa kemungkinan model baru etika di era informasi, yaitu etika yang harus disesuaikan dengan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet yang berbeda dengan etika standar dalam dunia nyata setiap hari di luar internet. Etika baru di dunia blogging kemudian memunculkan tanggung jawab baru, yaitu tanggung jawab virtual tanpa harus bertatapan muka tetapi dapat mempengaruhi pilihan-pilihan moral masyarakat internet.


C. Teologi
Teologi umumnya dipahami sebagai “ilmu tentang Tuhan”, yang didefinisikan berdasarkan etimologinya, “Theo” yaitu Tuhan dan “logos” yang berarti ilmu, perkataan. Dalam perkembangannya, teologi tidaklah berbicara tentang Tuhan, dalam hal ini, Tuhan bukanlah Objek Material dari suatu ilmu. Teologi adalah ilmu yang menjadikan refleksi dan ekspresi manusia tentang Tuhan sebagai objek materialnya.
Mengutip rumusan John Macquire, Elifas Maspaitella mengemukakan bahwa teologi merupakan suatu studi yang melalui partisipasi dan refleksi dalam suatu komunikasi iman berusaha menyatakan inti iman dalam bahasa yang jelas dan sepadan mungkin.
Menurutnya, Rumusan di atas mengisyaratkan pentingnya partisipasi refleksi dan ekspresi dalam teologi. Partisipasi-refleksi mengindikasikan bahwa teologi itu adalah suatu usaha berkelanjutan (continuity), pada sisi yang lain, teologi adalah juga suatu keterputusan (discontinuity).

Lebih lanjut, Maspaitella mengatakan bahwa dimensi ekspresi dalam teologi terungkap melalui penggunaan berbagai media sosial, budaya, ekonomi, politik, agama, komunikasi. Media-media itu merupakan media artikulasi teologi. di sini aspek bahasa memainkan peran sentral, bukan sekedar sebagai tanda atau simbol komunikasi melainkan sebagai penerjemah teologi dan perantara untuk memasuki ‘struktur dalam’ (emic perspective) suatu masyarakat atau komunitas berumat.
Suatu refleksi hadir dalam keberlanjutan dan ekspresi hadir dalam suatu keterputusan. Keberlanjutan dari konteks dan situasi, pernyataan-pernyataan iman orang-orang tentang Tuhan di segala tempat dan sepanjang waktu, sekaligus terjadi keterputusan, di mana orang mesti mengekspresikan Tuhan dalam konteks dan situasi dirinya sendiri, dengan pernyataan-pernyataan imannya sendiri. Dengan demikian, teologi bukanlah suatu yang sekedar copy-paste terhadap gagasan-gagasan lama dan milik orang lain, tetapi teologi adalah suatu pernyataan iman yang adalah milik kita sendiri, pada saat ini dan di sini.

Menyitir pendapat Maspaitella di atas, yang menyatakan bahwa dimensi ekspresi dalam teologi terungkap melalui penggunaan berbagai media sosial, budaya, ekonomi, politik, agama, komunikasi, maka saya mencoba untuk menunjukkan bahwa dala masyarakat internet, salah satu media berteologi adalah internet.

D. Teoblogi: Berteologi Lewat Weblog
Bagian ini ditulis dengan penelusuran awal di dunia maya oleh penulis terhadap kata “Teoblogi”. Penelusuran itu mengarahkan penulis pada beberapa pengertian tentang teoblogi. Menurut Joas Adiprasetya, “teoblogi” itu adalah “blog teologi”, sedangkan menurut Steve Gaspersz, yang penting diperhatikan adalah aktifitas para teoblogger itu sendiri yang terus menerus dan teratur mem-post-kan tulisan seputar teologi dalam blog-blog mereka. Fungsinya antara lain guna menjadi penyeimbang terhadap para blogger yang terus-menerus mem-post-kan isi yang negatif dalam tataran etis moral di dunia nyata atau realitas sehari-hari.

Ternyata ada banyak pertanyaan yang patut dikemukakan seputar teoblogi. Pertanyaan-pertanyaan itu dapat berkisar pada istilah itu sendiri, Apa definisinya? Sudah layakkah istilah itu dimunculkan dalam bahasa masyarakat internet? Bagaimana ia bisa menjadi penyeimbang dalam teknologi informasi dan komunikasi? Siapa saja yang menjadi sasaran dari teoblogi? dan lain sebagainya.

Untuk membahas hakekat teoblogi, penulis mencoba untuk kembali memperhatikan penjelasan tentang weblog dan teologi di atas. Saran penulis adalah dengan menggabungkan kedua pengertian itu, weblog dan teologi, maka akan muncul istilah baru yaitu “teoblogi”. Tepatlah kiranya bila Adiprasetya mengatakan bahwa teoblogi itu adalah “blog teologi”. Apakah cukup sebatas itu saja? Menurut saya, teoblogi tidak sebatas itu saja dipahami. Lebih jauh lagi, teoblogi menyiratkan kepentingan komunikasi teologi dalam media weblog dengan ekspresi yang jelas. Jadi, teoblogi itu adalah refleksi teologi yang sasarannya masyarakat internet. Oleh karena itu, teoblogi menggunakan media weblog sebagai tempat berekspresi dengan bahasa yang sejelas dan sepadan mungkin dan dapat dimengerti oleh masyarakat internet.
Secara epistemologis, yang patut mendapat perhatian di sini adalah para teoblogg dalam masyarakat internet sebagai agen-agen epistemik. Dengan mendasarkan bahasan ini pada pendapat Alvin I. Goldman tentang epistemologi sosial dalam weblog, maka ada hal yang patut diperhatikan yaitu tujuan epistemik.

Tujuan epistemik yang paling dominan dari semua orang adalah untuk memperoleh pengetahuan yang benar, jelas dan sederhana, artinya, bahwa semua orang ingin memperoleh informasi (mengetahui sesuatu) daripada tidak mengetahui atau tidak diinformasikan tentang sesuatu. Masalahnya adalah bahwa secara sosial, tidak semua orang memiliki akses terhadap pengetahuan yang benar itu. Akses terhadap pengetahuan itu hanya dimungkinkan melalui agen-agen epistemik. Para teoblog dapat menjadi agen-agen epistemik yang mengarahkan nilai epistemik masyarakat internet terhadap pentingnya pengetahuan moral yang baik melalui weblog. Hal itu tentu saja dimungkinkan karena tujuan epistemik yang paling mendasar di atas. Dengan terus menerus melakukan posting teoblogi, diharapkan ada jaringan-jaringan pengetahuan bersama yang secara etis dapat menjadi pedoman bagi tindakan dan perilaku setiap pelaku dalam masyarakat internet di dunianya setiap hari. Artinya, ketika berada dalam dunia maya, tidak ada hal yang tak dapat dilakuan, tetapi ketika berada dalam realitas setiap hari dan berada bersama-sama dengan orang-orang yang bukan masyarakat internet, maka tuntunan terhadap perilaku pun dibutuhkan.

Daftar Pustaka
Anonim (2005), Handbook For Bloggers and Cyber-Dissidents, Reporters Without Borders (www.rsf.com)

Bakardjieva Maria (2005), Internet Society:The Internet in Everyday Life, London: Sage Publications.

Barger, Robert N. (2008), Computer Ethics: A Case-Based Approach, New York: Cambridge University Press.

Scharff, Robert C. & Val Dusek (ed.) (2003), Philosophy of Technology, The Technological Condition: An Anthology, Massachusets: Blackwell Publishing.

Thierer Adam & Clyde Wayne Crews Jr. (2005), Who Rules The Net: Internet Governance and Jurisdiction, Washington: Cato Institute.

Alamat Website
http://kutikata.blogspot.com/2008/12/peralihan-pemikiran-tradisional-ke.html
http://kabaressi.blogspot.com/2008/11/teoblogi.html
http://teoblogi.wordpress.com/
http://joas.berteologi.net/about

RAPIA HAINUWELA: Asal-Muasal Perpecahan di Nunusaku (Versi Negeri Amahai)

Suatu mitos atau cerita yang diyakini benar adanya oleh suatu kelompok masyarakat tertentu yang berhubungan dengan jati diri dan identitas masyarakat itu dapat saja hadir dengan versi-versi yang berbeda.
Setelah saya menelusuri cerita tentang Nunusaku dan pemencaran masyarakat keluar dari tempat sakral pertama itu, maka cerita tentang Rapia Hainuwela / Hainuwele mendapat tempat yang utama sebagai asal-muasal terpencarnya masyarakat itu. Cerita ini pun hadir dengan versi-versi yang berbeda tetapi memiliki alur dan konteks yang sama.
Saya hendak menghadirkan versi Rapia Hainuwela menurut Cerita dari Negeri Amahai, seperti ini:

Nunusaku atau Beringin Sakti adalah salah satu tempat di pusat pulau Seram yang diyakini sebagai tempat asal manusia di seantero Maluku oleh orang-orang Maluku. Dinamakan Nunusaku karena pada tempat itu tumbuh sebatang pohon beringin yang sakti, yang sulit ditemukan oleh orang-orang yang bukan asli Nunusaku. Dari Nunusakulah terpancar ke luar, ke berbagai tempat di Maluku, orang-orang Maluku. Cerita tentang perpencaran orang-orang Maluku ke luar dari Nunusaku itu dikenal dengan cerita Rapia Hainuwela.

Persatuan di Nunusaku sukar dipertahankan. Karena perbedaan, perpecahan tidak dapat dijembatani lagi. Orang mulai berbondong-bondong meninggalkan Nunusaku.
Asal-muasal perpecahan yang mengakibatkan perpencaran itu adalah sebagai berikut:
Seorang Upu Latu (pimpinan adat) yang bernama Tuwale, artinya matahari, tidak mempunyai anak. Ia dan istrinya selalu merindukan mempunyai seorang anak, tetapi kerinduan itu tidak pernah menjadi kenyataan.

Tuwale adalah seorang yang senang menyadap tandan atau mayang kelapa untuk diambil niranya (sageru). Pada suatu hari, ia pergi menyadap (tipar) mayang kelapa. Malang baginya, tangan kirinya tersayat pisau tipar yang tajam dan darah akibat sayatan itu tumpah, masuk ke dalam tabung bambu yang digunakan untuk menampung nira hasil sadapan. Keesokan harinya, Tuwale kembali untuk mengambil nira. Ketika hendak menuangkan nira kelapa, tiba-tiba terdengar seruan: “siramlah baik-baik, karena saya berada di sini, saya adalah campuran antara darahmu dan air nira kelapa”. Dengan penuh gembira tetapi was-was, Tuwale sangat berhati-hati mengeluarkan isi tabung itu. Dengan tercengang ia melihat keluar seorang bayi mungil yang cantik jelita. Telapak kakinya hampir menyerupai buah kelapa. Bayi mungil itu dibawa pulang dengan sukacita. Setiba di rumah, bayi itu diserahkan kepada istrinya, diiringi cerita tentang apa yang pernah terjadi. Istrinya menerima bayi mungil yang cantik itu dengan gembira. Mereka kemudian menamakan dia RAPIA HAINUWELA (RH) = Putri Kelapa

Rapia Hainuwela dipelihara dengan penuh kasih sayang. Dalam pertumbuhannya, RH menjadi seorang putri yang cantik jelita. Ketika beranjak dewasa, tampaklah parasnya yang belia dan ceria. Mata dan raut wajahnya laksana bidadari yang tak ada tandingannya di pedalaman Pulau Seram – Nunusaku itu. Sudah banyak orang, tua-muda bertandang ke rumah Tuwale hanya untuk menyaksikan kecantikan RH. Kedua orang tuanya pun menyadari bahwa sudah saatnya putri mereka itu dipertunangkan. Masalahnya adalah sangat banyak orang yang memiliki keinginan untuk mempersunting RH menjadi istri. Oleh karena itu, orang tua RH kemudian membuka kesempatan kepada siapa saja untuk mengajukan lamaran dan akan diseleksi. Dibentuklah panitia seleksi yang kemudian merancang bentuk seleksi dan mengumumkan bahwa ada beberapa jenis pertandingan yang harus diikuti oleh setiap pelamar untuk menentukan siapa yang berhak bertunangan dan mempersunting RH menjadi istri.

Tiba pada hari-hari pertandingan, semua orang menyambut gembira pertandingan itu karena sang putri sebagai hadiah yang ditawarkan turut hadir untuk memberikan semangat kepada semua peserta. Ketika pertandingan demi pertandingan berjalan beberapa hari, terlihat bahwa banyak sekali peserta yang berguguran satu demi satu. Walaupun kecewa, mereka tidak menunjukkannya dan tetap menghadiri sayembara itu karena ingin melihat sang putri yang tetap hadir. Akhirnya, pertandingan atau sayembara itu dimenangkan oleh seorang pemuda yang kekar, gagah, tinggi dan berparas menarik. Sang pemuda itu bernama Litiloly (L). Walaupun L keluar sebagai pemenang, dia belum terlalu senang karena dia harus memperlengkapi dirinya dengan berbagai penangkal yang bakal datang menimpa dirinya kelak. Sebagai seorang laki-laki, orang tuanya mempersiapkan dia dengan segala pelengkapan dan “pakaian laki-laki” yang ada. Persiapan-persiapan itu dilakukan sematang mungkin karena L setelah memenangkan sayembara, bukan saja akan menjadi suami dari RH, tetapi ia akan menjadi Kapitan Besar menggantikan ayah sang putri. Sebagai seorang calon Kapitan Besar, sudah tentu dia harus punya kharisma, keahlian dan sifat serta kepandaian yang menunjang untuk jabatan itu. Yang penting untuk jangka pendek adalah kondisi kesehatannya harus prima untuk menyunting sang putri.

Panitia perayaan perkawinan pun dibentuk dan mereka bekerja keras untuk merencanakan perkawinan secara besar-besaran. L dan orang tuanya juga mengadakan persiapan-persiapan. Pesta perkawinan akan diawali dengan pesta ‘maro-maro’ atau ‘maku-maku’, suatu tarian khas orang Seram, yaitu tarian pergaulan dan persaudaraan yang diiringi oleh kapata dan kabata, atau nyanyian-nyanyian rakyat yang menceritakan kisah-kisah tertentu. Acara maro-maro ini akan dilaksanakan selama tujuh hari, tujuh malam. Setiap malam, maro-maro berlangsung dengan meriahnya, orang dari berbagai jurusan berdatangan menghadirinya. Setiap malam, maro-maro berlangsung selama semalam suntuk dan putri RH menghadirinya sampai pagi hari. L juga menghadirinya, tetapi kadang-kadang ia pulang lebih awal karena orang tuanya berusaha agar kondisi kesehatannya tetap berada dalam keadaan sehat. Usaha itu dilandasi dengan pemahaman bahwa tetap saja dalam pesta-pesta seperti itu, ada orang-orang yang iri hati dan cemburu sehingga dapat mendatangkan niat-niat kurang baik. Niat-niat itu dapat diwujudkan dalam perangkap-perangkap yang kalau tidak hati-hati, akan menjebak diri L serta RH. L tidak mengikuti maro-maro sampai pagi hari, malahan pada siang hari tidak menghadiri pesta itu dengan alasan kurang sehat. Alasan kurang sehat itu kemudian menjadi bahan pergunjingan dan menuduh panitia berlaku tidak adil karena menjatuhkan pilihan pada orang yang sakit-sakitan.

Oleh karena L selalu menghindari jebakan dan perangkap para pesaingnya, maka mereka pun mengubah rencana dan menjadikan putri RH sebagai sasaran berikutnya. Pada malam terakhir pesta maro-maro, semua orang yang hadir bermaro-maro dengan asyiknya. Tifa dan gong berbunyi bersahut-sahutan dan sambung menyambung, mengiringi kapata dan kabata yang dilantunkan. Tuak dan sirih pinang serta penganan lain disuguhkan terus-menerus dengan tiada putusnya. Apalagi kapata yang dilantunkan adalah lirik yang meminta: Toti apapua maeyale malahano ooooo. Suasana dan situasi seperti inilah yang memudahkan perangkap atau jebakan dipasang. Para penjebak kemudian menggali lobang seperti liang lahat di sekitar tempat pesta maro-maro. Ketika tifa dan gong semakin keras ditabuh, orang-orang mulai mabuk dan lupa diri, mereka mulai menjalankan aksinya. Putri RH diajak menari dan bermiri-miri sambil maro-maro dengan asyiknya. Semua orang berlompat dan bergembira karena sang putri pun kelihatan gembira dan senang. Putri diajak menari mengarah ke lobang yang sudah digali itu dan dalam sekejap, dia sudah dijatuhkan ke dalam kolam itu dan pingsan. Pada waktu itulah, mereka menutup lobang itu sehingga sang putri pun hilang dalam pesta maro-maro yang dilaksanakan khusus untuk mengawali perkawinannya itu.

Pesta maro-maro berjalan sampai pagi tanpa ada yang menyadari bahwa putri RH telah ditimpa malapetaka. Para pembunuh dan pembuat makar merahasiakan perbuatannya sehingga tidak tercium. Ketika siang tiba, matahari memancarkan sinarnya dengan terik dan orang mulai kembali bekerja seperti biasa, barulah orang tua putri RH menyadari bahwa putri mereka hilang. Mereka mulai mencari-cari di mana sang putri berada, namun tidak ditemukan di semua tempat. Akhirnya, dibuatlah alarm dan gogompar agar semua orang keluar mencarinya, tetapi sia-sia belaka. Hal itu disebabkan karena lobang tempat putri RH dikubur telah rata terinjak-injak oleh orang-orang yang barmaro-maro dan berlompat-lompat di atasnya. Beberapa hari mereka mencari-cari tetapi tak kunjung bertemu. Begitu susah dan sedihnya orang tua sang putri. Berbagai mawe atau upaya mencari tahu yang dilakukan oleh para dukun dilakukan, tetapi para pelaku pun memiliki kemampuan perdukunan yang dapat menghilangkan jejak-jejak yang dapat ditelusuri oleh paranormal atau dukun orang tua sang putri.

Namun demikian, sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Bangkai gajah tak mungkin dapat ditutupi dengan niru. Pada suatu malam, Tuwale tidur dengan sedihnya dan bermimpi. Putri RH datang kepadanya dalam mimpi dan mengatakan kepadanya agar tidak mencarinya jauh-jauh. Orang-orang telah menyusahkan dan membunuhnya. Ia ditanam dan ditimbuni dengan tanah pada tempat pesta maro-maro diadakan. Ia meminta ayahnya menggali di situ, pasti jasadnya akan ditemukan.
Atas petunjuk itu, pagi-pagi sekali diadakan penggalian. Orang-orang bekerja untuk menggali dengan susah payah karena tanah penimbunan telah menjadi padat karena terinjak-injak orang yang bermaro-maro. Namun demikian, mereka bekerja dengan tekun sesuai dengan petunjuk yang ada dalam mimpi. Ketika matahari telah condong ke barat, putri HR pun ditemukan. Ia belum mati, namun sekarat. Berbagai usaha yang dilakukan untuk menolong nyawanya tidaklah berhasil dan sia-sia. Ia terlalu lama terbenam dalam tanah. Putri HR pun akhirnya meninggal. Orang tuanya sangat sedih, lebih dari itu, mereka sangat murka. Namun mereka dapat mengendalikan diri, menanti sampai putri HR dimakamkan dengan baik-baik. Acara pemakaman berjalan dengan pasawari yang sesuai dengan adat dan kepercayaan yang berlaku.

Setelah semua usai, Tuwale mulai mengadakan cakalele atau tarian perang dan diikuti oleh semua orang yang menaruh simpati kepadanya. Terjadilah pemberontakan di pusat Nunusaku oleh Tuwale dan kelompoknya. Pemberontakan itu dilanjutkan dengan keluarnya Tuwale dan semua orang yang bersimpati kepadanya dari Nunusaku.
Perjalanan keluar itu berjalan amat lamban karena sering terjadi perang antar kelompok untuk merebut daerah-daerah kekuasaan, dan hampir yang selalu terjadi adalah yang kuat menindas yang lemah.

Rombongan suku Alune berpencar ke adar Barat dan banyak di antara mereka meninggalkan Nusa Ina lewat pesisir Selatan kemudian menuju pulau-pulau Lease dan Ambon, juga menuju ke Buru, Manipa, Ambalau terus ke Utara di kepulauan Maluku Utara. Sebagian kecil juga menuju ke Utara dan Timur, sedangkan sebagian menyebar ke Seram Barat.

Rombongan suku Wemale, berpencar ke arah Timur, kemudian ke Utara. Ada juga yang ke pesisir Selatan dan meninggalkan pulau Seram. Sisanya menyebar juga di Seram Barat. Perpindahan keluar pulau Seram, banyak yang melalui aliran “wae le telu” atau “tiga batang air”, yaitu Tala, Eti dan Sapalewa menuju ke pulau-pulau Ambon, Lease, Buru, terus ke Maluku Utara dan Maluku Tenggara.

Jumat, 09 Januari 2009

How To? PHK DAN SOLUSI CERDAS TERHADAPNYA

Ada indikasi bahwa Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak dari pihak Perusahaan tempat bekerja terhadap para karyawannya di tahun 2009 ini akan meningkat dengan tajam. Hal itu disebabkan karena ketidakmampuan perusahaan membiayai para pekerjanya. Ketidakmampuan itu disebabkan karena keuntungan yang diperoleh perusahaan menurun drastis. Keuntungan yang menurun drastis itu disebabkan karena produk yang mereka hasilkan kurang laku di pasaran. Produk mereka kurang laku di pasaran karena daya beli konsumen yang menurun. Daya beli konsumen menurun karena mereka mengalami krisis keuangan baik secara pribadi maupun keluarga. Konsumen mengalami krisis keuangan karena mereka tidak lagi bekerja atau bahkan kena PHK juga di tempat atau negaranya. Mereka kena PHK karena . . . . dan alasan-alasan itu akan terus berputar bagaikan lingkaran tak berujung.
Pertanyaannya, adakah solusi cerdas untuk mengatasi pengangguran yang kian banyak dan membludak di Indonesia itu? Banyak pihak menawarkan solusinya, mulai dari pemerintah sampai ke lembaga pendidikan bahkan para pelaku bisnis. Oleh karena banyak pihak yang menawarkan itu, tidak ada salahnya jika saya pun menawarkan itu.
Saya ingin mengajak rekan-rekan, teman-teman, siapa saja yang masih bekerja dan memiliki penghasilan tetap (mungkin lebih baik lagi kalau tetap berpenghasilan ya....?) atau yang sudah tidak lagi bekerja dan berpenghasilan, yang punya rekan, keluarga, teman dan siapa saja yang dikenal, yang sudah tidak bekerja atau yang masih bekerja, yang tertarik menambah penghasilan untuk mempertimbangkan suatu peluang bisnis yang telah saya geluti sekitar 2 bulan ini. Memang barus digeluti sekitar 2 bulan, tetapi telah membuat saya mengerti dan memahami mengapa kita harus hidup dengan tangan dan kaki kita sendiri, dengan peluh dan keringat kita sendiri. Ini adalah semacam bisnis Jaringan, tetapi dengan produk yang tidak main-main, yaitu PULSA Handphone. Bisa kita bayangkan kalau kebutuhan utama manusia modern, masyarakat pengguna teknologi dewasa ini, salah satunya adalah Pulsa. Pertama Makan, kedua Minum, ketiga Pakai, keempat Rumah, kelima . . . . PULSA. Berpendidikan atau tidak berpendidikan, sakit atau sehat, bekerja atau tidak bekerja, menikmati liburan atau tidak menikmati liburan, tetapi kebutuhannya akan Pulsa tetap ada. Entah itu cuma Rp.5000.- sehari, tidak jadi masalah.
SILAHKAN KLIK di SINI dan cermati penjelasannya
Intinya, ini adalah bisnis keagenan pulsa elektrik murah lewat sistem jaringan.
Ada dua perusahaan yang dapat kita jadikan sebagai cantelah bisnis ini. Satunya adalah perusahaan yang mensuplai, yaitu yang menyediakan program Pulsa Elektrik Murah ini dan perusahaan ini adalah pemain terbesar di bidang pulsa elektrik saat ini dengan hanya mengandalkan 1 nomor HP, kita sudah bisa melakukan transaksi pulsa ke seluruh nomor HP. Yang kedua adalah perusahaan yang mendukung kegiatan bisnis kita, yang menyediakan pedoman-pedoman, bagaimana mengembangkan bisnis ini secara pribadi.
Kalau anda tertarik, ada 3 cara bergabung dengan dua perusahaan ini melalui sponsor atau orang yang memperkenalkan bisnis ini kepada anda, Jelasnya KLIK di SINI, tetapi sederhananya seperti ini:
1. Dengan menginvestasikan uang anda sebesar Rp. 1.100.000.-, anda telah memiliki 7 hak usaha. 1 hak usaha utama dengan nilai investasi Rp. 200.000. Dengan memiliki card member ini, anda sudah bisa menjalankan usaha keagenan pulsa anda, mendapatkan discount di sekitar 5000 merchant yang telah ditentukan, mendapatkan discount pembelian motor di daerah Bandung, dll. Enam hak usaha lainnya masing-masing senilai Rp. 150.000.- Ini pilihan pertama anda, agar dapat berkembang dengan cepat.
2. Dengan menginvestasikan uang anda sebesar Rp. 500.000.-, anda telah memiliki 3 hak usaha.
3. Dengan menginvestasikan uang anda sebesar Rp. 200.000.-, anda telah memiliki 1 hak usaha utama.
Setelah anda bergabung dan menjadi member pada perusahaan ini, anda dapat menjadi agen pulsa murah di seluruh Indonesia, atau mengembangkan jaringan anda agar mendapat penghasilan lain selain penghasilan saat ini, penghasilan sebagai agen pulsa.
Mungkin ini adalah salah satu SOLUSI CERDAS MENGATASI PHK, Pemutusan Hubungan Kerja, Sebagai Lowongan Kerja yang baik. Segala keputusan di tangan anda.

Sekiranya anda tertarik, silahkan hubungi saya di:
janamova@yahoo.com
HP: 081227140008.


Ada 3 tipe manusia melihat sebuah kesempatan. Dalam pepatah mandarin dikatakan:

Orang yang lemah, menunggu kesempatan.
Orang yang kuat, menciptakan kesempatan.
Orang yang cerdik/bijak memanfaatkan kesempatan.

Bagi orang lemah, bila kesempatan belum datang, dia akan menunggu dan
menunggu sampai kesempatan itu datang, Bila ditunggu kesempatan belum
juga datang, dia berpikir, yah.... Ini memang nasibku.

Tipe kedua: bagi orang kuat, bila kesempatan belum datang, dia akan
mengunakan berbagai macam cara, kreatifitas, koneksitas, dan segenap
kemampuannya untuk menciptakan kesempatan itu datang padanya.

Tipe ketiga: bagi orang cerdik/bijak, dia akan memanfaatkan kesempatan
karena dia menyadari kesempatan adalah sesuatu yang berharga, belum
tentu kesempatan itu datang untuk kedua kali.

Memang pada kondisi tertentu, kadang munculnya kesempatan itu butuh
pematangan waktu. Kita perlu menunggu sesaat, tetapi bukan dengan sikap
yang pasif, sebaliknya, kita menunggu kesempatan itu dengan sikap
waspada, proaktif dan penuh kesiapan.

Seperti sikap seekor kucing yang akan menangkap tikus, kucing bisa
dengan sabar, waspada, penuh kesiapan menunggu kesempatan tikus keluar
dari lubang persembunyiannya. Begitu tikus keluar, kucing akan segera
menyergap mangsanya.

Keberhasilan kucing melumpuhkan tikus adalah serangkaian proses
melakukan 3 hal yang saya bicarakan di atas, yaitu kemampuan menunggu
kesempatan bukan secara pasif tetapi proaktif, penuh kesiapan. Begitu
kesempatan tercipta langsung dimanfaatkan.

Kesempatan merupakan salah satu factor yang harus dimiliki bagi siapa
saja yang mau mengembangkan diri. Tanpa kesempatan yang tersedia, tidak
mungkin kita bisa sukses. Oleh sebab itu bila kesempatan belum datang,
kita harus berusaha menciptakannya, bahkan di dalam kesulitan pun, jika
kita punya keuletan untuk berusaha terus menerus, suatu hari, kesempatan
pasti akan datang.

Persis seperti yang dikatakan oleh ilmuwan besar Albert Enstein: IN THE
MIDDLE OF DIFFICULLTY LIES OPPORTUNITIES. Di dalam setiap kesulitan
terdapat kesempatan.

Pastikan dengan segenap kreatifitas, kerja keras, keuletan dan niat baik
kita ciptakan kesempatan, manfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri
semaksimal mungkin dan memperoleh kehidupan yang lebih baik, lebih
sukses, dan lebih berarti !!!

SALAM SUKSES... & Jangan lupa untuk selalu memjadi Orang yang CERDIK/BIJAK memanfaatkan kesempatan.

Oleh Erwin Garnida







Sabtu, 03 Januari 2009

Kapal Mogok dan Terkandas di Pantai Kailolo: Gambaran Layanan Jasa Transportasi Laut di Maluku yang Belum Profesional


Di atas adalah gambar salah satu kapal cepat, KM. Surya Gemilang ....? yang terkandas di pantai Kailolo.


Di atas adalah gambar 2 speed boat yang mencoba menarik kapal yang kandas (sayangnya tidak bergerak).

Ceritanya, tanggal 27 Desember bersama istri pulang kampung ke Amahei. Tidak sampai tahun baru di Amahei, tanggal 30 Desember 2008, kami sudah kembali ke Ambon. Perjalanan ke Ambon menggunakan kapal cepat (saya lupa namanya, kalau tidak salah KM Surya Gemilang ...?). Yah, anak laut yang sudah lama tidak melaut jadi asyik-asyik aja. Kami berangkat sekitar jam 8 pagi waktu setempat dengan tujuan Tulehu. Informasinya perjalanan itu akan kami tempuh sekitar 2 jam. Berarti jam 10 pagi sudah tiba di Tulehu dan lanjut ke rumah mertua di Lateri.
Kami menikmati perjalanan itu karena lautan tenang dan tidak berombak. Tetapi begitu melewati depan negeri Pelauw, kapal mulai melambat dan akhirnya berhenti sama sekali sebelum masuk negeri Kailolo. Awalnya kapal berhenti di tengah laut, tetapi karena ABK sibuk dengan hal lain sehingga sepertinya lupa membuang jangkar kapal. Perlahan namun pasti, kapal ditiup angin dan dipukul ombak menuju ke daratan. Ketika hampir kandas barulah ABK seperti terkaget-kaget dan berebutan membuang jangkar. Tetapi sudah terlambat karena kapal keburu kandas di batu karang. Tinggi air cuma sepaha orang dewasa dan bisa dibayangkan apa jadinya kalau sudah terkandas seperti itu. Posisi kapal melintang sepanjang garis pantai sehingga ombak dari arah laut menghempas badan kapal dan membuat kapal oleng keras.
Dalam keadaan yang demikia, ABK ternyata begitu sibuk dan panik sehingga lupa memberitahukan kepada penumpang atau menenangkan penumpang. Ketika saya menanyakan penyebabnya, jawaban salah seorang ABK begitu entengnya, "Kapal kehabisan bahan bakar".
Wow, dengan tiket yang mencapai Rp. 105.000.- dan penumpang yang membludak, kapal bisa kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.... Saya sempat bertanya, apakah tidak pernah diperhitungkan jumlah bahan bakar yang terpakai sekali perjalanan? Ataukah ada hal lain? Ternyata, tidak digubris juga.
Ada beberapa speed boat yang dipanggil dari Tulehu dengan tujuan untuk menarik kapal yang kandas, tetapi apa daya, speed boat yang kecil tidak mampu menarik kapal dengan tonase yang besar seperti itu. Akhirnya kami memutuskan untuk menumpang speed boat dari kapal ke pelabuhan Tulehu, daripada menunggu pertolongan yang tidak kunjung diusahakan oleh para ABK.
Saya kemudian mengambil kesimpulan dari peristiwa itu, bahwa layanan jasa transportasi laut di Maluku, khususnya Maluku Tengah tidak ditangani dengan serius. Kapal cepat milik Pemda Maluku Tengah pun (Pamahanunusa) sementara rusak dan tidak bisa melayani masyarakat. Kapal milik pengusaha swasta tidak diperhatikan pelayanannya, hanya mau memetik keuntungan dari masyarakat. Dalam keadaan seperti itu, pemerintah tidak menyediakan sarana-sarana bagi keluhan-keluhan apalagi sampai komplain dan aduan-aduan.
Bila layanan di laut seperti itu, apa yang dapat diharapkan dari kondisi provinsi kepulauan ini? Seharusnya, layanan di laut dinomorsatukan karena laut adalah penghubung tiap pulau. Seharusnya layanan di laut tidak dilaksanakan asal jadi karena masyarakat masih menjadikan laut sebagai tempat berelasi.
Tulisan ini hanyalah semacam keluhan pribadi.... mudah-mudahan teman-teman yang ada di Maluku dan yang mau berkunjung ke Maluku tidak menemukan kendala seperti yang saya temukan.


Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"