Selasa, 13 September 2011

Up Date Informasi Dari Ambon Pasca Bentrok 9/11 - (I)

Informasi ini datang dari Pdt. Jacky Manuputty (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Gereja Protestan Maluku)


Tabea Basudara,
Maaf saya baru bergabung untuk meng-update situasi Amq. Saya baru sempat online malam ini, setelah sejak hari Minggu sampai beberapa menit tadi terus menerus melakukan koordinasi lintas kawasan dengan jaringan perdamaian lokal, serta simpul-simpul LAIM. Sekedar tambahan berita untuk melengkapi yg sudah di-share teman lainnya, terutama terkait dengan upaya-upaya meredakan konflik:

1. Segera setelah benturan terjadi pada Minggu sore, warga masyarakat Jazirah Salahutu yg terdiri dari beberapa Negeri Muslim (Tulehu, Liang, Tengah-Tengah )dan 1 negeri Kristen (Waai) berinisiatif melakukan pertemuan kawasan pada Minggu Malam, dan mendeklarasikan Jazirah Salahutu sebagai wilayah aman. "Raja" Negeri Tulehu, John Ohorella mengeluarkan maklumat bagi masyarakatnya dan meminta tidak terprovokasi dengan perkembangan situasi di pusat Kota Ambon.

2. Pada malam yg sama, teman-teman jejaring perdamaian lokal mulai membangun contact via telpon untuk berbagi informasi, sekalipun jaringan telpon sangat terganggu. Beberapa kelompok pemuda mengupayakan pertemuan lintas iman, tetapi situasi yg berkembang tak memungkinkan.

3. Pada hari Senin pagi, 12 /9/11, dilakukan pertemuan antara Muspida Maluku dengan tokoh-tokoh agama, adat, dan pemuda di Kantor Gubernur Maluku. Dibuat kesepakatan untuk melokalisir dan meredakan konflik pada titik-titik benturan warga (hanya terdapat 3 titik benturan pada hari Minggu. Sampai Senin pagi bertambah lagi satu titik benturan, namun 2 titik sebelumnya telah reda)

4. Pada Senin siang, dewan Latupati Maluku yg diketuai oleh "Raja" Amahusu bersama sekretaris Dewan Latupati, "Raja" Sirisori Salam/Islam mengeluarkan seruan penghentian kekerasan dan membangun perdamaian

5. Senin Sore, "Raja" negeri Kailolo mengeluarkan 2 maklumat. Satunya berisi seruan untuk masyarakat umum supaya tidak mengembangkan konflik. Lainnya ditujukan secara khusus untuk warga negeri Kailolo dimana saja supaya tidak terprovokasi untuk terlibat konflik

6. Pada hari yg sama, teman-teman muda jaringan perdamaian dari kelompok "Ambon Bergerak" (lintas iman) memutuskan melakukan "perlawanan" media terhadap pemberitaan media-media nasional yg dianggap bias dan memicu ketegangan

7. Masih dihari yg sama, teman-teman jaringan LAIM meningkatkan koordinasi lintas wilayah untuk mengatur sebaran anggota ke berbagai wilayah, serta membangun komunikasi terus-menerus untuk mengklarifikasi perkembangan issue yg menyebar sangat cepat diantara masyarakat. Pada beberapa wilayah perbatasan (Muslim-Kristen) teman-teman mencoba menginisiasi pembentukan simpul-simpul koordinasi diantara warga perbatasan.

8. Pada Senin sore, beberapa teman Muslim memberanikan diri berjumpa dengan teman-teman Kristen di kantor Litbang Gereja Protestan Maluku, dan berbagi cerita serta foto-foto yg diambil di wilayah komunitas Muslim

9. Pada Senin malam, jam 9.40pm, pertemuan ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak teman dari kedua komunitas. Pertemuan dilanjutkan di kawasan jalan A.Y. Patty, berdekatan dengan Masjid Raya Al-fatah. Pertemuan berlangsung penuh keakraban, sekalipun sesekali terdengar bunyi tembakan. Dalam pertemuan itu disepakati beberapa agenda untuk dilakukan bersama. Diantaranya, secara terus-menerus memantau perkembangan di wilayah masing-masing, dan mengumpulkan semua berita untuk dikompilasi oleh seorang teman. Selain itu dianggap perlu untuk bersama-sama melanjutkan pengawalan dan klarifikasi terhadap berbagai bias pemberitaan yg umumnya dilakukan oleh banyak media nasional, baik cetak maupun elektronik. Pertemuan dengan pendekatan pertemanan itu berakhir dengan kesepakatan untuk melakukan bentuk-bentuk provokasi perdamaian di dalam masyarakat, diantaranya mempersiapkan gelar seni bersama di lokasi monumen "Gong Perdamaian."

10. Melalui telpon dari "Raja" negeri Kailolo di Pulau Haruku, diperoleh informasi bahwa pertemuan negeri-negeri Pulau Haruku dan Nusalaut (Muslim-Kristen) akan dilangsungkan siang nanti di wilayah Waimital, Negeri Pelau. Pertemuan ditujukan untuk mengatur koordinasi bersama untuk mencegah meluasnya konflik, serta membangun perdamaian.

11. Sejak pecahnya konflik pada hari Minggu, tak ditemukan adanya kasus pembunuhan warga diluar titik-titik panas yg bergolak. Banyak warga Muslim yg disaat merebaknya konflik berada di pemukiman Kristen, namun tak diapa-apakan (bahkan diantar pulang ke wilayah perbatasan). Sebaliknya, banyak sekali warga Kristen di komunitas Muslim yg mengalami perlakuan serupa. Ini menandakan, sejauh ini masyarakat di kedua belah pihak, dengan komitmen tinggi, berupaya melokalisir dan meredusir konflik pada beberapa area benturan, dan tak mengembangkannya ke wilayah lainnya.

Informasi korban sampai saat ini: 5 korban meninggal di komunitas Muslim dan 3 korban meninggal di komunitas Kristen. Hampir semua korban meninggal akibat tertembak aparat keamanan. Sementara itu ratusan korban luka-luka dirawat di berbagai rumah sakit.

Demikian sedikit update yg bisa saya bagikan di subuh hari ini.

Doakan Damai Untuk Maluku

Jacky Manuputty

Tidak ada komentar:

Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"