Minggu, 30 November 2008

Otonomi Teknologi menurut Jacques Ellul

Teknik ternyata telah merasuki seluruh kehidupan manusia. Dalam tulisan ini, saya mencoba mendeskripsikan pendapat Jacques Ellul tentang masyarakat teknologis dalam bukunya The Technological Society (1964). Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Perancis “La Technique: L'enjen du siècle” pada tahun 1954.

Jacques Ellul dilahirkan di Bordeaux pada tanggal 6 Januari 1912. Sejak kecil, ia adalah yang terbaik di kelasnya dan sangat menguasai bahasa Latin, Perancis, Jerman dan Sejarah. Pada usia yang ke-17, ia menyelesaikan pendidikan tingkat atasnya. Setelah itu, ia berkeinginan untuk masuk Angkatan Laut, tetapi ayahnya menghendaki dia mengecap pendidikan hukum. Ellul melewati pendidikannya dan memperoleh gelar doktornya pada tahun 1936 dengan disertasi The History anda Legal Nature of The Mancipium. Setelah itu, Ellul mulai mengajar di Fakultas Hukum Montpellier pada tahun 1937-1938.

Ia pindah ke Strasbourg dan kemudian Clermont-Ferrand. Dalam perjalanannya yang berliku, ia dilantik menjadi Professor di Universitas Bordeaux. Ia menjadi Kristen pada umur 22 tahun, namun jauh sebelum itu, yaitu pada umur 19 tahun, telah menyatakan dirinya sebagai Marxist. Tulisan-tulisan Ellul berkisar tentang bagaimana tirani Teknologi mengatasi kemanusiaan. Sebagai seorang filsuf dan juga teolog, ia mengeksplorasi masalah yang berhubungan dengan religiositas dari masyarakat teknologi (the religiosity of the technological society).

Tentang The Technological Society
Tesis dari artikel Jacques Ellul yang berjudul From The Technological Society adalah bahwa teknik dalam kehidupan masyarakat modern merupakan hal yang otonom. Ellul menyatakan bahwa tidak ada fakta sosial, manusia atau spiritual yang sepenting fakta teknik dalam dunia modern. Untuk mendukung tesisnya itu, ia kemudian mencoba untuk mendudukan fenomena teknik pada tempatnya.

Teknik yang dimaksudkan oleh Ellul di sini adalah “keseluruhan metode rasional yang muncul pada dan memiliki efisiensi absolut dalam setiap lapangan aktifitas manusia” (Technological Society, hlm xxv). Teknik berarti pemahaman realitas, dari cara bertindak di dalam dunia yang membolehkan kita mengabaikan segala perbedaan individual. Teknik sendiri sangatlah objektif (TS, hlm. 131). Karena keobjektifan itulah, maka Jacques Ellul menggunakan kata (T)echnique dengan ’T’ besar dan tidak dengan ‘t’ kecil. Artinya, tanpa bergantung pada manusia pun, Teknik adalah entitas objektif yang jelas pada dirinya sendiri karena Teknik dalam The Technological Society adalah substansi manusia itu sendiri. Teknik adalah ‘yang Ada’ itu. Hal itu kemudian dirujuk pada istilah “Determinitas Teknologi” yang menurut Ellul muncul pertama kali diperkenalkan oleh Thurstein Vebles, The Engineers and the Price System.

Isu yang dikemukakan oleh “determinisme teknologi” adalah pertanyaan seputar peran teknologi dalam membentuk masa depan kita. Pada tingkatan apa, perangkat-perangkat yang dibuat dan digunakan menentukan perilaku kita? Ellul mengutip Hunnex, salah seorang yang membahas tentang determinisme teknologi yang manyatakan bahwa “dunia adalah suatu mekanisme”. Dengan menciptakan teknologi, kita menciptakan masa depan kita sendiri.

Namun, sebelum tiba pada kata "T"eknik, ia memulai dengan kata "t"eknik. Ia berupaya membedakan antara mesin dan teknik. Menurutnya, ketika seseorang pertama kali mendengar kata teknik, maka secara otomatis pikiran orang itu akan mengarah pada mesin. Dalam kenyataannya, teknik memang dimulai dengan mesin walaupun mesin hanyalah sebagian kecil dari apa yang disebut teknik. Mesin adalah teknik yang sesungguhnya. Keberadaan teknik dapat dilihat dalam mekanisasi, artinya teknik mentransformasikan segala hal yang disentuhnya ke dalam suatu mesin. Saat ini, teknik telah menjadi independen daripada sekedar mesin. Teknik tidak saja menghasilkan mesin, tetap juga memungkinkan mucnulnya aplikasi-aplikasi sosial dan ekonomi. Teknik telah keluar dari wilayah industri dan perkembangannya tidak lagi berhubungan dengan penggunaan mesin.

Hubungan yang muncul antara teknik dan mesin kemudian merasuki inti terdalam dari peradaban manusia. Dapat dikatakan bahwa mesin telah membentuk suatu keadaan tidak manusiawi dalam kehidupan manusia. Ellul kemudian mengutip pendapat Lewis Mumford bahwa “mesin itu antisosial”.

Menurut Ellul, ada beberapa karakteristik yang dapat dilekatkan pada Teknik, yaitu:

Rasionalitas: Penggunaan perhitungan-perhitungan matematika, sistematisasi dan penciptaan standar-standar bagi seluruh jalan atau cara yang ditawarkan Teknik.

Sifat Dapat Ditiru: Penciptaan dunia yang dapat ditiru akan sangat berbeda dengan dunia yang natural. Teknik memiliki sifat dapat ditiru oleh siapa pun dan di mana pun.

Otomatis – Kemampuan Bergerak Sendiri: Teknik bersifat mengarahkan dirinya sendiri sehingga mampu bergerak secara otomatis dan kemudian menarik manusia menjadi bagian dari otomatisasinya sendiri.

Perpanjangan Diri: Sejak lama, teknologi sudah dianggap sebagai perpanjangan tangan dan kaki dari manusia yang menciptakannya. Dengan teknologi, manusia dapat terbantu karena keterbatasannya fisiknya. Saat ini, teknologi adalah suatu keharusan karena tuntutan Teknik dan bukan karena tuntutan manusia.

Efisiensi: Banyak hal yang dapat diperoleh dengan jalan-jalan yang ditawarkan oleh Teknik. Hal-hal mana, sebelum Teknik menawarkan cara dan jalannya, pemerolehannya sangat memakan waktu, biaya dan tenaga.

Penghapusan Terhadap Hal-Hal Yang Telah Mengakar: Tidak ada satu pun yang mampu bertahan dan mengakar dalam kehidupan manusia ketika Teknik telah merasuki dan menjadi substansi dari diri manusia. Konsep-konsep yang sakral tentang tuhan matahari, bintang dan bulan telah dicabut oleh Teknik dan diberikan pemaknaan baru karena sifat-sifat Teknik yang telah disebutkan di atas.

Dengan sifat-sifat yang disebutkan di atas, Teknik mengintegrasikan mesin ke dalam masyarakat, membangun dunia yang dibutuhkan oleh mesin dan memperkenalkan aturan bahwa dengan mesin, domain pekerjaan dengan menggunakan tenaga kerja itu akan lebih efisien. Mesin membawa efisiensi dalam segala hal.

Hal itu membawa kita kepada dua hal yang berbeda dari perkembangan sosial. Ellul mengutip Henri Guitton yang menyatakan: “perkembangan sosial awalnya adalah sesuatu yang refleksif atau instinktif, dapat dikatakan, tidak disadari. Tetapi keadaan saat ini mendorong kita untuk mengakui jenis perkembangan sosial yang rasional, intelligent, dan penuh kesadaran. Kita mungkin bertanya pada diri kita apakah ini adalah awal bukan hanya era dari suatu dunia yang terbatas secara spasial tetapi juga era dunia yang sadar.” (terj. bebas saya)

Ellul menuliskan lagi bahwa Teknik mengintegrasikan segala hal dengan mengabaikan peristiwa-peristiwa yang penuh kejutan dan sensasional. Manusia tidak terbiasa dengan dunia baja, Teknik membiasakan manusia dengan baja dan di semua bidang kehidupan menusia, Teknik membimbing manusia untuk membiasakan diri dengan lingkungannya. Teknik menyediakan suatu model; yang berlaku valid untuk semua hal.

Cukup lama manusia bisa mengambil jarak dan tidak tergantung pada teknik ketika teknik masih direpresentasikan dengan mesin. Masih ada istilah “manusia dan mesin”. Manusia masih bisa ada dalam posisi yang berbeda dari mesin. Tetapi ketika teknik telah merasuki setiap wilayah kehidupan, termasuk kemanusiaan, maka teknik tidak lagi menjadi bagian yang eksternal dari manusia tetapi telah menjadi substansi hidup manusia dan pada tahap itulah, (t)eknik telah menjadi (T)eknik. Teknik tidak lagi harus berhadap-hadapan dengan manusia tetapi Teknik telah menjadi bagian dari diri manusia dan secara progresif menghisap kemanusiaannya. Dalam hal ini, Teknik sangat berbeda dengan mesin. Transformasi ini, sebagaimana yang terjadi dalam dunia modern, adalah hasil dari fakta bahwa Teknik telah menjadi sesuatu yang otonom dan tidak bisa lagi ditentukan oleh manusia. Dengan demikian, pemahaman yang tidak tepat tentang posisi mesin dengan Teknik dapat diperbaiki.

Individu tidak dapat lagi secara material maupun spiritual melepaskan diri dari masyarakat. Secara material, dia tidak dapat melepaskan dirinya karena sangat banyak yang bermakna secara teknis yang merasuki keseluruhan hidupnya dan hal itu tidak memungkinkan dia untuk melepaskan diri dari fenomena kolektif. Adalah sia-sia untuk memiliki keinginan hidup sendiri ketika seseorang diwajibkan untuk mengambil bagian di dalam semua fenomena kolektif dan menggunakan semua alat/perkakas kolektif. Secara spiritual, sangat tidak mungkin bagi individu untuk mengakhiri hubungannya/memisahkan dirinya dari masyarakat. Hal ini bukan saja keharusan dari eksistensi teknik-teknik spiritual yang memiliki kekuatan dalam masyarakat, tetapi juga dalam situasi-situasi kita. Perilaku spiritual kita cukup dipengaruhi baik secara positif maupun negatif oleh situasi ini.

Menurut Ellul, setiap keberadaan yang sadar saat ini berjalan melewati pilihan-pilihan dengan perhatian pada Teknik. Orang yang beranggapan dapat melarikan diri dari keadaan itu bisa dikatakan sebagai orang yang tidak sadar atau hipokrit. Otonomi dari Teknik membuat manusia tidak dapat memilih peruntungan atau nasibnya. Oleh karena itu, Teknik tidak mentolerir aktifitas-aktifitas yang menyimpang. Manusia tidak bebas menentukan pilihan-pilihan dalam hidupnya sendiri karena pilihan-pilihan itu akan sangat tergantung pada lingkungan atau habitatnya dan Teknik akan mengarahkan manusia membiasakan diri dengan habitat dan kebutuhan yang diciptakan oleh manusia dan juga oleh Teknik itu sendiri. Ketika manusia memandang bahwa waktu adalah hal yang penting, maka Teknik menyediakan sarana untuk menghargai waktu itu. Pilihan-pilihan manusia sebagai bentuk penghargaan terhadap waktu diarahkan oleh Teknik karena tidak boleh ada penyimpangan dalam penghargaan terhadap waktu, apa pun bentuk penghargaan itu. Artinya, ketika kita menghargai waktu itu sebagai situasi reflektif, maka Teknik menyediakan sarana bagi kita berefleksi. Ketika waktu dihargai sebagai situasi rekreatif, Teknik pun menyediakan sarana-sarana untuk itu, dan lainnya. Ellul memperhadapkan kepada kita pilihan “semuanya atau tidak sama sekali”. Jika kita menggunakan Teknik, maka kita harus menerima kekhasan dan otonomi dari tujuannya, dan totalitas dari aturan-aturannya. Keinginan dan aspirasi pribadi kita tidak dapat mengubah apapun.

Konsekuensi kedua dari otonomi teknis adalah memberikan kepada Teknik dengan serta merta keadaan sacrilegious dan sakral (Sacrilegious yang digunakan Ellul tidak dalam pengertian teologis tetapi lebih pada sosiologis). Para ahli sosiologi telah mengakui bahwa dunia di mana manusia hidup tidak saja dunia material tetapi juga dunia spiritual. Dalam pandangan itu, seluruh wilayah kehidupan manusia adalah misteri dan penuh rahasia. Kebutuhan akan rahasia dan misteri adalah fakta manusiawi. Tetapi ketika Teknik merasuki kehidupan manusia, menjadi substansi dari kehidupan manusia, terjadi desakralisasi atas dunia hidup manusia.

Bagi Teknik, tidak ada yang sakral, tidak ada misteri atau yang tabu. Otonomi Tekniklah yang membuat sehingga Teknik tidak menerima aturan-aturan di luar Teknik itu sendiri. Artinya, Teknik tidak melayani apa pun, tidak menghargai apa pun selain diriNya sendiri. Teknik memiliki peran tunggal: untuk menelanjangi hal-hal yang di luar dunia manusia, untuk membawa segala sesuatu kepada terang, dan dengan rasional mentransformasikan segala sesuatu menjadi bermakna. Lebih dari sekedar sains, yang membatasi diri pada penjelasan “bagaimana”, Teknik dapat melakukan desakralisasi karena didemonstrasikan (oleh bukti-bukti dan bukan oleh akal, melalui penggunaan/pemanfaatan dan bukan melalui buku). (M)atahari, (B)intang dan (B)ulan hanyalah sekedar (m)atahari, (b)intang dan (b)ulan yang menunjukkan benda-benda angkasa yang dekat dengan kehidupan manusia. Masih banyak, tak terhingga matahari, bintang dan bulan lain di alam semesta ini yang akhirnya ditelanjangi oleh Teknik. Matahari, bintang dan bulan bukan lagi dewa-dewi yang layak disembah, tetapi benda angkasa yang mesti dimanfaatkan untuk kepentingan manusia dan lingkungan hidupnya. Teknik menyediakan cara untuk memanfaatkan tuhan-tuhan tradisional manusia itu. Teknik telah mentransformasi diri menjadi tuhan manusia modern. Teknik ada di mana-mana, mengatasi apa pun juga.

Ellul kemudian memperhadapkan kita dengan kenyataan masa kini di mana menurut dia, tidak adanya penyeimbang terhadap Teknik. Setiap hal baru yang muncul dalam masyarakat harus dapat diintegrasikan ke dalam framework kultural, dan proses itu membutuhkan waktu yang lama karena membutuhkan modifikasi dari dua elemen yang saling berinteraksi. Di satu sisi ada proses seleksi terhadap cara dan sarana hal baru itu dan di sisi lain ada pertentangan yang dipastikan akan mereda lambat-laun. Ada beberapa hal yang memainkan peranan sebagai penyeimbang terhadap Teknik menurut Ellul, yaitu:

1. Moralitas
Semua kebudayaan memiliki konsep tersendiri tentang apa yang baik dan yang tidak baik, apa yang benar dan tidak benar. Walaupun makna dari konsep itu memiliki latar belakang yang berbeda karena perbedaan situasi dan lingkungan hidup manusia, tetapi tetap saja ada aturan-aturan selain Teknik yang mampu mengarahkan kehidupan manusia, yaitu moralitas. Ketika Teknik menawarkan cara dan sarana baru memahami hidup di dalam situasinya, maka moralitas menawarkan penilaian terhadap cara dan sarana baru itu dengan memperhatikan makna terdalam dari baik dan kebaikan pada konteks masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, moralitas diharapkan dapat menjadi penyeimbang bagi Teknik guna meminimalisasi dampak-dampak buruk dari teknik yang ditawarkan oleh Teknik itu sendiri.

2. Opini Publik
Opini publik terdiri dari seperangkat reaksi irasional yang tidak terlalu berhubungan dengan penilaian baik dan buruk. Ketika ada hal baru yang ditawarkan kepada masyarakat, semua orang tanpa kecuali akan melakukan penilaian dengan standar masing-masing dan kemudian melahirkan opini-opini tentang tawaran itu. Dalam kenyataannya, tentang apa pun itu, tetap ada yang menyetujui dan yang menolak. Opini publik adalah mekanisme sosial yang ditawarkan oleh Teknik sebagai penyeimbang terhadap diriNya sendiri. Dalam mekanisme ini, manusia dapat memperdebatkan jalan-jalan yang ditawarkan oleh Teknik sampai diperoleh kesepakatan-kesepakatan bersama tentang jalan-jalan itu.

3. Struktur Sosial
Yang termasuk di dalam bagian ini adalah sosial morfologi dan ekonomi atau struktur legal. Struktur sosial akan bereaksi dengan kuat ketika faktor-faktor baru mencoba memodifikasi struktur itu. Hubungan-hubungan sosial, kepentingan-kepentingan sosial dan lembaga-lembaga sosial akan sangat mempengaruhi proses penerimaan dan penolakan terhadap modifikator baru termasuk Teknik.

4. Negara
Negara adalah bagian yang penting dari pertahanan masyarakat, yang akan bereaksi kuat terhadap setiap hal yang melawan atau mengganggu kekuatannya. Negara memiliki kekuatan yang nyata, yang dapat menjadi penyeimbang bagi jalan-jalan yang ditawarkan oleh Teknik, walaupun dalam kenyataannya, negara pun tertarik masuk ke dalam jalan-jalan itu, tetapi negara dapat mengubah route atau arah jalan itu untuk kepentingannya.

Teknik dapat juga menjadi instrumen dari performance atau penyataan diri manusia. Dalam jalan-jalan umum yang ditawarkan oleh Teknik, yang penting adalah menjadi tertinggi, terkuat dan tercepat; ketika capaian itu telah didapat dengan jalan-jalan Teknik, manusia modern kemudian mencatat capaian-capaiannya itu sebagai bentuk pembuktian diri untuk selanjutnya diabaikan lagi karena capaian-capaian yang lebih tinggi, kuat, cepat daripada catatan saat ini di masa depan karena Teknik menyiapkan sarana dan caranya. Menurut Ellul, ketika sarana dan cara untuk mencapai ketinggian, kekuatan dan kecepatan itu dimanfaatkan dan hasilnya telah didapat, hal itu akan berujung pada keinginan untuk berkuasa dalam arti bahwa siapa yang tertinggi, tekuat dan tercepat, dia atau merekalah yang akan berkuasa.

Hal itulah yang membedakan manusia pada masyarakat tradisional dan masyarakat modern. Masyarakat tradisional terpusat pada kebutuhan manusia dan instingnya. Masyarakat modern terpusat pada kebutuhan akan Teknik. Manusia dalam masyarakat modern tidak ditempatkan dalam hubungan dengan manusia yang lain, tetapi yang lain itu adalah teknik.

Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"