Senin, 10 Maret 2008

Diskusi Menarik Dalam Room Chatt dengan Kabaressi@blogspot.com

Awalnya Tema yang dibicarakan itu seputar lyrik lagu Naruwe dan kemudian berkembang... silahkan diikuti

saya: ada online ka bos?
Dikirim pada 18:44 di hari Senin

saya: beta usahakan kirim VCDnya bos. Beta ingat ada salah satu filsuf (lupa namanya) yang bilang "Dalam Tuhan Kita Percaya, Yang Bukan Tuhan Harus Datang Bawa Data".. Hehehehe

Steve: iyo kirim akang dolo tamang. supaya ktong bisa orgasme sadiki



saya: hahahaaaa.... orgasme kombali.. Mantap bos, beta kirim
Beta ada komentari gagasan bos tentang ..... cape deh.??
Dikirim pada 18:47 di hari Senin

Steve: fenomena industri rekaman musik pop di ambon menarik untuk dikaji. beta kira kalo ale tertarik studi filsafat di UGM itu bisa menjadi bahan kajian yang menarik.
sudah. beta su lia akang dan su balas komentarnya.
Dikirim pada 18:50 di hari Senin

saya: Tergantung dari yang digantung bu... artinya itu bisa jadi kajian bersama dan beta mau ke Ambon tanggal 15, beta coba cek (jaring sedikit data tentang itu dari beberapa orang)...
Dikirim pada 18:51 di hari Senin

Steve: 2 minggu beta di ambon beta liat "perang" grup musik sedang panas di ambon. sayang beta seng pung kepeng par borong vcd. padahal banyak istilah2 populer yang lucu muncul dalam lagu2 ambon yang sebenarnya bisa dilihat sebagai konstruksi worldview baru orang ambon khususnya kalangan muda.

saya: Ini memang budaya pop yang baik tetapi cukup vulgar (teman-teman di Ambon bilang kalau lagu itu dikritik habis-habisan di sana, beta ingin buktikan dan cari tahu kenapa harus dikritik...?)
Dikirim pada 18:53 di hari Senin

saya: Itu memang menarik, beta cuma bisa berhipotesis saja bahwa hal itu muncul sebagai bagian dari kegamangan akan bombardir teknologi yang membantu semua orang untuk bebas berekspresi tanpa harus melewati tahap-tahap pengkritisan etis budaya katong.

Steve: aneh juga kalau ada yang mengkritik lagu dengan lirik yang dianggap vulgar itu. soalnya, "angka unti" itu sudah menjadi bahasa gaul kaum muda sehari-hari [bahkan bakudapa musti mulai dengan "tuangala cuki ose". Lalu kenapa ketika dia ditransfer dalam lirik lagu lalu dianggap vulgar ya?
Dikirim pada 18:56 di hari Senin

Steve: ale pung istilah "pengkritisan etis budaya" ini menarik. Karena siapa atau institusi mana sebenarnya yang harus menjadi benteng penjaga etis budaya itu. Gereja? Apa masih begitu? Pemerintah? Atau siapa? Di sini etika publik John Ruhulessin bisa didekonstruksi habis-habisan dalam kajian budaya populer.

saya: Itu masalah yang diperhadapkan oleh para dekonstruktor.....
Dikirim pada 18:59 di hari Senin

saya: Etika publik dapat dipahami dari berbagai sisi bung, beta kira yang JR kaji itu lebih pada Modal Sosial (Social Capital) - Kalau memang pengkritisan etis budaya dapat menjadi suatu pendekatan etika khusus di Maluku, dia akan mengarah pada Modal Spiritual (Spiritual Capital).

Steve: Iyo beta melihat orientasi kajian budaya katong sudah harus bergeser dari romantisme "pela-gandong" dan "nunusaku" kepada realisme kebudayaan massa yang termanifestasi dalam terminologi kaum muda ambon pascamodern. Kalo seng katong tinggal barmaeng deng "batu badaong" trus.
Dikirim pada 19:02 di hari Senin

saya: Haahaahaaa.... Itulah maksud beta supaya katong bentuk suatu jaringan yang kemudian menjadi semacam "circle of influence" for teman-teman di Maluku yang mau meneliti khususnya dengan menggunakan pendekatan budaya... Kayanya batul bung, memang terjadi semacam lompatan budaya dari pra-modern, modern pun katong balong jalani bae-bae, diperhadapkan kombali dengan postmodern...
Dikirim pada 19:06 di hari Senin

Steve: betul. beta setuju deng ale. salah satu kekuatan untuk mempengaruhi antara lain dengan tampil online lewat blog. soalnya media ini sekarang bisa membantu kita untuk sosialisasi pemikiran2 talamburang pada ranah tanpa batas. karena itu beta dorong eltom untuk posting tulisan2nya di blog. maksud beta supaya ide2 talamburang itu tidak stagnan hanya karena kita menunggu media mana yang memuatnya. itupun dengan pembaca yang terbatas. beta berharap dengan konsistensi untuk posting artikel2kritis kita sedang mengundang virtual reader masuk dalam dalam katong pung kintal.
Dikirim pada 19:10 di hari Senin

Steve: ada situs ambon-manise.com yang membuka ruang untuk diskusi apa saja. tapi beta untuk sementara ingin pacol beta pung kintal bae2 dengan suatu konsistensi menyajikan refleksi2 ringkas tapi cukup bernas yang bisa dinikmati banyak orang sekaligus menyadarkan banyak orang bahwa ambon tidak selamanya identik dengan gudang penyanyi dan petinju tetapi juga pemikir2. seperti ale pung pertanyaan: kapan ya jadi profesor? hehehe
Dikirim pada 19:14 di hari Senin

saya: Ini juga jadi katong pung masalah. Keberanian untuk masuk dan jadi bagian dari komunitas virtual itu sudah jadi semacam keharusan zaman ini bu... Beta pung pemikiran bahwa kalo bisa katong bikin perkumpulan terbatas yang tidak terbatas. Artinya, kalau memang ide membentuk jaringan itu bisa diwujudkan, berarti dia bisa terbatas untuk orang-orang yang mau kasih "dana restu" saja. Tetapi kemudian kehadiran itu juga tidak terbatas karena katong barmaeng di dunia virtual bung. Menurut bung bagaimana? Artinya, katong yang di luar Maluku ini kasih support for basudara di sana sehingga persoalan-persoalan kebudayaan macam ini nantinya basudara dong di Tanah Air bisa meneliti tentang itu. Seng tahu lah,,.... ini juga talamburang jadi..

saya: Beta pikir katong biking bagus kintal masing-masing dolo... ini juga kenyataan di Indonesia bahwa dalam dunia virtual, katong lebih banyak menjadi downloader daripada uploader... katong coba palang tapi pasti bung... tulis apa saja yang mau katong tulis sebagai bagian dari latihan intelektual.
Dikirim pada 19:21 di hari Senin

Steve: Setuju bung. beta optimis bahwa katong pung nama sudah nyantol dalam jaringan maya internet. sudah pasti ada orang-orang yang membaca tulisan dan diskusi2 kita. beta sempat ikut workshop sekolah penulis pembelajar yang dikelola andreas harefa dkk. mereka sangat mendorong untuk memanfaatkan fasilitas blog untuk self-branding supaya katong yang bukan apa-apa ini berproses menjadi "apa-apa". malah ada teman yang menulis buku dari hasil posting artikel secara konsisten di blognya. ada lagi yang sekarang menjadi penulis e-book yang berkiprah di amrik sono hanya karena awalnya rajin ngeblog. beta kira itu contoh2 pengembangan diri yang bisa katong garap habis. mumpung masih gratis to...

saya: beta jadi ingat bung punya kutipan puisi dalam blog.... hehehe.... jang sampe pas mau mati baru katong manyasal bahwa sebenarnya katong bisa bikin sesuatu for rubah akang dunia ni, tapi katong pikir katong talalu kacil jadi seng bisa biking apa-apa...
Dikirim pada 19:26 di hari Senin

saya: Ok bung, beta kira katong su mau orgasme ni, beta minta ijin for copy n tampilkan katong pung pembicaraan chatt ini di blog bisa ka seng? Beta pikir orang laeng perlu juga ikuti katong pung jalan berpikir bahkan lewat dokumen-dokumen chatting...????? Beta tunggu ijin.. (beta di warnet jadi su mau waktu pulang boss... heheheh jang marah)
Dikirim pada 19:30 di hari Senin

Steve: soal jaringan intelektual untuk membantu basudara di ambon tetap menjadi katong pung konsern. hanya sekarang beta masih agak talamburang atur keluarga. sama seperti ale beta juga sedang merencakankan studi. tapi masih tunggu "dana restu" juga. wah silakan saja bung beta kira seng ada batasan lagi. kalo mau diposting. oke danke lai. amatoo...

saya: Ok bung, salam for usi deng Gaspersz Junior...


Tidak ada komentar:

Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"