Sabtu, 03 Januari 2009

Kapal Mogok dan Terkandas di Pantai Kailolo: Gambaran Layanan Jasa Transportasi Laut di Maluku yang Belum Profesional


Di atas adalah gambar salah satu kapal cepat, KM. Surya Gemilang ....? yang terkandas di pantai Kailolo.


Di atas adalah gambar 2 speed boat yang mencoba menarik kapal yang kandas (sayangnya tidak bergerak).

Ceritanya, tanggal 27 Desember bersama istri pulang kampung ke Amahei. Tidak sampai tahun baru di Amahei, tanggal 30 Desember 2008, kami sudah kembali ke Ambon. Perjalanan ke Ambon menggunakan kapal cepat (saya lupa namanya, kalau tidak salah KM Surya Gemilang ...?). Yah, anak laut yang sudah lama tidak melaut jadi asyik-asyik aja. Kami berangkat sekitar jam 8 pagi waktu setempat dengan tujuan Tulehu. Informasinya perjalanan itu akan kami tempuh sekitar 2 jam. Berarti jam 10 pagi sudah tiba di Tulehu dan lanjut ke rumah mertua di Lateri.
Kami menikmati perjalanan itu karena lautan tenang dan tidak berombak. Tetapi begitu melewati depan negeri Pelauw, kapal mulai melambat dan akhirnya berhenti sama sekali sebelum masuk negeri Kailolo. Awalnya kapal berhenti di tengah laut, tetapi karena ABK sibuk dengan hal lain sehingga sepertinya lupa membuang jangkar kapal. Perlahan namun pasti, kapal ditiup angin dan dipukul ombak menuju ke daratan. Ketika hampir kandas barulah ABK seperti terkaget-kaget dan berebutan membuang jangkar. Tetapi sudah terlambat karena kapal keburu kandas di batu karang. Tinggi air cuma sepaha orang dewasa dan bisa dibayangkan apa jadinya kalau sudah terkandas seperti itu. Posisi kapal melintang sepanjang garis pantai sehingga ombak dari arah laut menghempas badan kapal dan membuat kapal oleng keras.
Dalam keadaan yang demikia, ABK ternyata begitu sibuk dan panik sehingga lupa memberitahukan kepada penumpang atau menenangkan penumpang. Ketika saya menanyakan penyebabnya, jawaban salah seorang ABK begitu entengnya, "Kapal kehabisan bahan bakar".
Wow, dengan tiket yang mencapai Rp. 105.000.- dan penumpang yang membludak, kapal bisa kehabisan bahan bakar di tengah perjalanan.... Saya sempat bertanya, apakah tidak pernah diperhitungkan jumlah bahan bakar yang terpakai sekali perjalanan? Ataukah ada hal lain? Ternyata, tidak digubris juga.
Ada beberapa speed boat yang dipanggil dari Tulehu dengan tujuan untuk menarik kapal yang kandas, tetapi apa daya, speed boat yang kecil tidak mampu menarik kapal dengan tonase yang besar seperti itu. Akhirnya kami memutuskan untuk menumpang speed boat dari kapal ke pelabuhan Tulehu, daripada menunggu pertolongan yang tidak kunjung diusahakan oleh para ABK.
Saya kemudian mengambil kesimpulan dari peristiwa itu, bahwa layanan jasa transportasi laut di Maluku, khususnya Maluku Tengah tidak ditangani dengan serius. Kapal cepat milik Pemda Maluku Tengah pun (Pamahanunusa) sementara rusak dan tidak bisa melayani masyarakat. Kapal milik pengusaha swasta tidak diperhatikan pelayanannya, hanya mau memetik keuntungan dari masyarakat. Dalam keadaan seperti itu, pemerintah tidak menyediakan sarana-sarana bagi keluhan-keluhan apalagi sampai komplain dan aduan-aduan.
Bila layanan di laut seperti itu, apa yang dapat diharapkan dari kondisi provinsi kepulauan ini? Seharusnya, layanan di laut dinomorsatukan karena laut adalah penghubung tiap pulau. Seharusnya layanan di laut tidak dilaksanakan asal jadi karena masyarakat masih menjadikan laut sebagai tempat berelasi.
Tulisan ini hanyalah semacam keluhan pribadi.... mudah-mudahan teman-teman yang ada di Maluku dan yang mau berkunjung ke Maluku tidak menemukan kendala seperti yang saya temukan.


2 komentar:

Steve Gaspersz mengatakan...

mangkali itu tanda "salamat datang" voor anana negri (Amahei) yang baru datang... hehehe kalo Steven Spielberg baca cerita ini di blog talamburang pasti dia su dapa inspirasi bikin film "speed 3". Tapi anana Amahei seng bole bersungut tagal baru satu kali rasa kapal kandas, karna katong pung basudara di Babar sampe oras ni masi tinggal uru dada tahang hati menderita 5 hari perjalanan dari Ambon ke Tenggara...

Anonim mengatakan...

Itu dosa! beta rasa kalo ada penulis novel agama dong akan tulis tentang pertobatan karena waktu su dekat. hahahaha. tapi itu kan jadi cerita juga, semoga keluarga yang sudah dikunjungi bisa tatawa sadiki. kalo mengenai ban pica di ujung landasan itu juga pernyataan berulang. itu Dosa! bertobatlah karena waktunya sudah dekat. dekat banget! gitu loh!

Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"