Selasa, 20 September 2011

Provokasi Damai Dalam Perspektif "Social Traps"

Hari ini, seorang temanku menulisi damai dalam perspektif “problem of trust”. Saling percaya telah menjadi faktor penentu bagi perjumpaan-perjumpaan yang melampaui identitas-identitas komunal-religi. Ketika membaca tulisan beberapa rekan di Ambon tentang situasi terakhir pasca “bentrok massa” 9/11 yang berangsur damai, saya ikut bersyukur sekaligus merenung. Apakah hal itu akan sementara saja atau akan berlangsung terus di pulau yang manise itu. Tulisan-tulisan yang bernas itu telah menjadi provokasi damai yang menggugah.

Damai, entah dalam pengertiannya yang negatif (tiadanya perang dan atau kekerasan fisik) atau dalam pengertiannya yang positif (adil, sejahtera, makmur, sentosa, dll.) tetap saja menjadi impian. Ada teman yang menyatakan bahwa damai akan lebih bermakna bagi masyarakat yang pernah merasakan perang, konflik, rusuh, dll. Kalau soal makna, tentu tak dapat disalahkan.

Perenungan saya tiba pada sedikit keyakinan bahwa semua rekan di Ambon telah mulai berhasil keluar dari “perangkap sosial (Social Trap) situasi mereka. Social trap adalah istilah di bidang psikologi yang diperkenalkan pertama kali oleh John Platt pada tahun 1973. Istilah itu adalah metafora bagi situasi-situasi di mana para aktor sosial mengambil keputusan yang ditentukan oleh penilaian terhadap tindakan-tindakan aktor-aktor yang lain di masa depan. Hal itu sangat berhubungan dengan keputusan untuk saling percaya dan bekerjasama dalam suatu situasi.

Secara sederhana, logika sosial trap adalah sebagai berikut (Rothstein, 2005:12):
  1. Situasi di mana “tiap orang” diuntungkan karena “tiap orang” memilih untuk bekerjasama.

  2. Tetapi, jika “seseorang” tidak percaya bahwa “orang lain” dapat bekerjasama, maka tak ada artinya memilih untuk bekerjasama karena suatu kerjasama sangat tergantung dari pilihan bekerjasama semua pihak.

  3. Jadi, “tidak bekerjasama” adalah pilihan bagi “orang-orang” yang “percaya” bahwa “pihak lain” tidak dapat bekerjasama.

  4. Kerjasama yang efisien untuk tujuan bersama hanya dimungkinkan jika “tiap orang” percaya bahwa “orang lain” juga akan memilih untuk bekerjasama untuk hal itu.

  5. Dengan tiadanya kepercayaan itu, maka social trap (perangkap sosial) akan langsung tertutup dan berakhir dengan buruk bagi “semua orang”, walaupun ada kesadaran bahwa ada keuntungan-keuntungan tertentu ketika memilih bekerjasama.
Ada beberapa dasar teoretis yang digunakan mendukung konsep ini, di antaranya adalah tindakan ekonomi politis yang strategis mengasumsikan bahwa “apa yang orang kerjakan sangat tergantung pada kepercayaan tentang apa yang orang lain akan kerjakan”. Selain itu, yang cukup penting adalah kemungkinan untuk keluar dari social trap itu dibatasi oleh fakta bahwa manusia secara rasional tidak dapat memutuskan untuk melupakan sesuatu. Artinya, dalam perspektif psikologis, perangkap sosial mengindikasikan bahwa pilihan terhadap ingatan dan pelupaan dalam memori tidak dapat ditentukan secara rasional. Dalam kasus Ambon 1999 - 2004, dapat saja orang “mengatakan” bahwa: “marilah kita melupakan apa yang terjadi dan hidup damai”, tetapi secara rasional, orang tidak dapat melakukan pilihan untuk langsung menghapus ingatan itu dari memorinya.

Dari logika dan indikasi-indikasi di atas, dapat dimengerti betapa seriusnya masalah social trap dalam kehidupan masyarakat. Indonesia, khususnya di Maluku telah pernah ada dalam perangkap sosial itu. Salah satu contoh adalah ketika orang-orang yang memegang kontrol terhadap arus informasi menyebarkan informasi yang saling menyudutkan. Sekali masuk dalam strategi yang didasarkan pada ketidakpercayaan, maka pintu perangkap akan tertutup dan sulit bagi orang untuk keluar. Hal itu lebih disebabkan karena adanya kesulitan tersendiri bagi orang-orang yang tidak saling percaya dalam waktu yang lama untuk membangun rasa saling percaya kembali dengan meyakini bahwa pihak lain pasti akan bekerjasama dalam tujuan bersama.

Walaupun demikian, secara rasional pula, dapat dikemukakan bahwa rasionalitas individual ikut menentukan rasionalitas masyarakat. Kunci untuk membuka pintu perangkap sosial, salah satunya adalah dengan mengandalkan dan atau mempercayakan rasionalitas individual memainkan peranannya. Individu-individu rasional yang membangun rasa percaya baru setelah sekian lama ada dalam komunitas yang tidak saling percaya dapat menjadi provokator damai. Individu-individu rasional itu pula yang dapat membuka pintu perangkap sehingga perlahan-lahan tercipta masyarakat yang secara rasional saling percaya yang berdampak pada kerjasama dengan tujuan bersama.

Terkait itu, individu-individu rasional itulah yang saya temukan dalam diri rekan-rekan yang selalu menulis tiap pengalaman perjumpaan yang melampaui rasa ketidakpercayaan itu. Tiap tulisan yang adalah provokasi damai itu perlahan namun pasti akan membuka pintu perangkap dan membebaskan masyarakat, khususnya di Ambon untuk kembali dalam rasa saling percaya.

Bagi saya, dipandang dari perspektif apapun, damai tetap lebih indah.
Bagi kalian yang telah menjadi provokator damai, terima kasih banyak karena ikut membentuk rasionalitas saya.

Referensi:
Rothstein, Bo, 2005, Social Traps and the Problem of Trust, NY: Cambridge University Press.

Tentang Penis dan Selaput Dara

Alkisah, si A dan si B sama-sama laki-laki. "Darimana anda tahu mereka sama-sama laki-laki?" Ya itu, mereka sama-sama punya Penis. Mereka manusia yang punya akal, mereka laki-laki yang punya Penis. Mereka sama-sama dikaruniai sifat ingin tahu, karena berakal, dan alat untuk memenuhi keingintahuan itu, yaitu berPenis.

Pada titik tertentu, si A dan si B telah memperoleh banyak kebenaran tentang Penisnya. Secara koherensif, dan korespondensif, Penis itu sama dengan penis-penis sebelumnya. Secara pragmatis, fungsi Penisnya adalah untuk menembus Selaput Dara, untuk tahu apa yang ada di baliknya. Tentu tidak perlu ditutupi karena itu adalah common sense. Semua orang juga tahu itu.

Setelah keingintahuan itu terjawab, apa yang terjadi?

Sumber: www.pixabay.com
Tidak cukup sampai di situ, si A memang menerima bentuk dan fungsi Penisnya, tetapi masih ada spirit lain yang mengganjal. Keingintahuan tentang apa yang ada di balik Selaput Dara mitologi yang dijaga ketat oleh penganut kreasioner. Lapisan atmosfir bumi adalah Selaput Dara baru yang perlu ditembus. Palung laut terdalam pun menjadi Selaput Dara lain yang harus ditembusi. Keinginan-keinginan itu sungguh kuat sehingga diimajinasikanlah Penis buatan yang berfungsi menembus, melampaui Selaput Dara itu. Roket pun diciptakan, menurut gambar dan rupa Penis sebagai bentuk kecerdasan. Penjelajahan ruang angkasa dimulai. Kapal Selam juga diciptakan menurut gambar dan rupa Penis. Penjelajahan laut dalam dimulailah. Seluruh isinya diteropong, menghasilkan pengetahuan baru. Kalau tanpa bantuan Roket dan Kapal Selam yang diimajinasikan berdasarkan bentuk dan fungsi Penis, tak mungkinlah dapat seperti itu.

Sumber: www.pixabay.com
Bagaimana dengan si B? Sayangnya, dia masih suka main-main dengan Penis originalnya. Menembus ke sana ke mari dengan alasan mencari tahu di balik Selaput Dara original. Dia masih hidup dalam bayang-bayang mitologi dan ideologi tentang sang Penis yang tak bisa salah karena pengetahuan dan kecerdasan satu-satunya hanyalah tentang Selaput Dara perempuan.

Si A dan si B, sama-sama punya Penis, sama-sama tahu kebenaran dan fungsinya. Tetapi karena beda habitus, si A dapat menciptakan sebentuk Penis yang lain (Roket dan Kapal Selam) untuk membantu meneropong guna menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan: "ada apa di balik Selaput Dara semesta?" Sementara si B, tak sedetikpun berpikir melampaui kepunyaannya, masih terus meneropong dan bertanya: "Ada apa di balik Selaput Dara di dalam Rok Mini dan Celana Perempuan?"

Damai = Tenunan Akal Sehat dan Jiwa-Jiwa Penuh Cinta

Hampir tigabelas jam tidak tertidur, hanya coba merenung setelah menyimak beberapa pandangan. Seorang teman di jejaring sosial menyatakan: “Agama yang dogmatis akan membuat manusia malas berpikir dan mematikan keingintahuan”. Belum habis perenungan, muncul lagi pandangan yang menggugah soal “Merawat Indonesia Dengan Akal Sehat” dari seorang pemikir Indonesia. Di akhir pidato budayanya, ia menyatakan tentang keinginannya agar di hari-hari yang akan datang, politik diselenggarakan dengan kekuatan argumen, bukan kumpulan sentimen. Subuh hari ini, membaca lagi pemikiran berdasar pengalaman berharga seorang teman di sudut Ambon yang mengalami “sedikit rusuh” beberapa waktu lalu yang menulis tentang bagaimana cinta diprovokasikan oleh orang-orang yang menjadi korban.

Seharian ini, ada tiga pandangan yang betul-betul mengimpresi indra, merasuki otak dan memaksa diri agar jangan dulu menutup mata untuk tidur, tetapi berefleksi dan berekspresi sebelum semua kabur terbawa mimpi. Agama yang tidak dogmatis, merawat Indonesia dengan kekuatan argumentasi dan bukan sekumpulan sentimen, pengalaman korban rusuh di Ambon yang memprovokasikan cinta, bukan benci adalah helai-helai benang yang mesti dirajut, ditenun menjadi “kain Indonesia yang bermotif damai”.

Bicara tentang menenun kain, saya dibesarkan dalam lingkungan yang tahu betul cara-caranya walaupun masih level tradisional. Saya tahu bahwa tenun ikat dengan motif yang indah itu berasal dari beberapa butir biji kapas yang disemai, setelah tumbuh dipelihara selama beberapa waktu, ditunggu saatnya berbunga, dipilah dan dipilih, dilepas serat-serat dari bijinya, biji disemai lagi, serat dihaluskan, dijadikan benang, diwarnai dengan pewarna alami, diikat dalam tenunan dengan motif hasil imajinasi yang tertuang setelah kain itu jadi.

Tak ada analogi lain selain yang lekat dengan keseharian saya masa kecil untuk membicarakan damai lewat impresi delapan belas jam ini. Agama yang transformatif, yang mampu mengubah dunia tetapi tidak menolak untuk mengubah diri sendiri atas dasar kemanusiaan, kekuatan argumentasi yang lahir dari akal sehat untuk merawat Indonesia, bukan kumpulan sentimen apalagi antipati atas dasar benci dan kerja-kerja mengagumkan dari tubuh-tubuh yang berkepala dingin dan jiwa-jiwa penuh cinta, meski sadar bahwa dirinya adalah korban, mesti dirajut dan ditenun.

Bagi saya, setiap orang yang berbudaya dan cinta Indonesia, memiliki dua tugas besar: (1) Menjadi salah satu benang dalam rajutan damai itu; (2) Ikut merajut benang-benang pemikiran, perasaan, kerja yang penuh cinta dan berdasar akal sehat, yang mengimpresi diri dalam pengalaman keseharian menjadi suatu “kain Indonesia dengan motif damai”.

Kamis, 15 September 2011

Bacaan Hari Ini (Kamis, 15 September 2011)

Jam 4.00 pagi, saya bangun dan berdoa. Sambil berdoa, tangan ini membuka Alkitab dan halaman yang saya buka adalah Kitab Yeremia, yaitu Yeremia 11 dan 12. Terdapat 2 (dua) perikop, Nyawa Yeremia Terancam di Anatot (Yeremia 11: 18-23) dan Keluhan Yeremia dan Jawab Allah (Yeremia 12: 1-17).

11:18-23 = Nyawa Yeremia terancam di Anatot
(18) TUHAN memberitahukan hal itu kepadaku, maka aku mengetahuinya; pada waktu itu Engkau, TUHAN, memperlihatkan perbuatan mereka kepadaku.(18) TUHAN memberitahukan kepadaku tentang rencana jahat musuh-musuhku terhadapku.(18) And the Lord gave me [Jeremiah] knowledge of it [their plot], and I knew it; then You [O Lord] showed me their doings.
(19) Tetapi aku dulu seperti anak domba jinak yang dibawa untuk disembelih, aku tidak tahu bahwa mereka mengadakan persepakatan jahat terhadap aku: "Marilah kita binasakan pohon ini dengan buah-buahnya! Marilah kita melenyapkannya dari negeri orang-orang yang hidup, sehingga namanya tidak diingat orang lagi!"(19) Aku seperti domba yang tanpa curiga dibawa ke tempat pembantaian. Aku tidak tahu bahwa akulah yang menjadi sasaran rencana-rencana jahat mereka. Mereka berkata, "Mari kita tebang pohon ini sementara ia masih dapat menghasilkan buah; kita musnahkan dia supaya namanya dilupakan orang."(19) But I was like a tame lamb that is brought to the slaughter; I did not know that they had devised inventions and schemes against me, saying, Let us destroy the tree with its fruit; let us cut him off from the land of the living, that his name may be no more remembered.
(20) Tetapi, TUHAN semesta alam, yang menghakimi dengan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku.(20) Lalu aku berdoa, "Ya TUHAN Yang Mahakuasa, Engkau hakim yang adil; Engkaulah yang menguji pikiran dan hati orang. Perkaraku ini kuserahkan kepada-Mu. Semoga aku dapat menyaksikan Engkau membalas perbuatan orang-orang itu."(20) But, O Lord of hosts, Who judges rightly and justly, Who tests the heart and the mind, let me see Your vengeance on them, for to You I have revealed and committed my cause [rolling it upon You].
(21) Sebab itu beginilah firman TUHAN tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut nyawaku dengan mengatakan: "Janganlah bernubuat demi nama TUHAN, supaya jangan engkau mati oleh tangan kami!" --(21) Orang-orang kota Anatot ingin supaya aku mati. Mereka berkata, "Kalau engkau terus saja menyampaikan pesan-pesan TUHAN kepada kami, engkau akan kami bunuh."(21) Therefore thus says the Lord about the men of Anathoth [Jeremiah's hometown], who seek your life [Jeremiah] and say, Prophesy not in the name of the Lord, that you die not by our hands--
(22) Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam: "Sesungguhnya, Aku akan menghukum mereka: pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, anak-anak mereka yang laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan;(22) Karena itu, TUHAN Yang Mahakuasa berkata, "Aku akan menghukum mereka! Orang-orang muda mereka akan tewas dalam pertempuran, anak-anak mereka akan mati kelaparan.(22) Therefore thus says the Lord of hosts: Behold, I will punish them. Their young men will die by the sword, their sons and their daughters will die by famine;
(23) tidak ada yang tinggal hidup di antara mereka, sebab Aku akan mendatangkan malapetaka kepada orang-orang Anatot pada tahun hukuman mereka."(23) Aku sudah menentukan waktunya untuk mendatangkan malapetaka ke atas orang-orang Anatot, dan jika waktu hukuman mereka itu tiba, tak seorang pun akan luput."(23) And there will be no remnant [of the conspirators] left, for I will bring evil and calamity upon the men of Anathoth in the year of their punishment.
  

12:1-17 = Keluhan Yeremia dan jawab Allah
(1) Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?(1) "Jika aku mengajukan perkaraku di hadapan-Mu, ya TUHAN, tentulah akan terbukti bahwa Engkaulah yang benar. Tapi aku ingin juga menanyakan kepada-Mu soal keadilan: Mengapa orang jahat makmur? Mengapa justru orang tak jujur yang berhasil?(1) UNCOMPROMISINGLY RIGHTEOUS and rigidly just are You, O Lord, when I complain against and contend with You. Yet let me plead and reason the case with You: Why does the way of the wicked prosper? Why are all they at ease and thriving who deal very treacherously and deceitfully?
(2) Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.(2) Kautanam mereka seperti tumbuh-tumbuhan, lalu mereka berakar, bertumbuh, dan berbuah. Mereka selalu berbicara yang baik-baik tentang diri-Mu, tetapi dalam hati, mereka sebenarnya tidak peduli kepada-Mu.(2) You have planted them, yes, they have taken root; they grow, yes, they bring forth fruit. You are near in their mouths but far from their hearts.
(3) Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan. --(3) Tetapi Engkau, ya TUHAN, mengenal aku. Engkau melihat apa yang kulakukan, dan Engkau mengetahui bagaimana perasaan hatiku terhadap-Mu. Giringlah orang-orang jahat itu keluar, bawalah mereka seperti domba ke pembantaian. Jagalah mereka sampai tiba waktunya mereka disembelih.(3) But You, O Lord, know and understand me and my devotion to You; You see me and try my heart toward You. [O Lord] pull [these rebellious ones] out like sheep for the slaughter and devote and prepare them for the day of slaughter.
(4) Berapa lama lagi negeri ini menjadi kering, dan rumput di segenap padang menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya binatang-binatang dan burung-burung habis lenyap, sebab mereka telah mengira: "Ia tidak akan melihat tingkah langkah kita!"(4) Sampai berapa lama lagi negeri ini kering, dan rumputnya layu di setiap ladang? Burung dan binatang lainnya mati karena kejahatan bangsa kami. Mereka berkata, bahwa aku tidak akan melihat nasib mereka."(4) How long must the land mourn and the grass and herbs of the whole country wither? Through the wickedness of those who dwell in it, the beasts and the birds are consumed and are swept away [by the drought], because men [mocked] me, saying, He shall not [live to] see our final end.
(5) Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?(5) TUHAN berkata, "Yeremia, jika engkau menjadi lelah berlomba dengan manusia, mana mungkin engkau berlomba dengan kuda? Jika di tanah yang aman engkau ketakutan, apakah yang akan kaulakukan apabila kau berada di hutan belukar di tepi Yordan?(5) [But the Lord rebukes Jeremiah's impatience, saying] If you have raced with men on foot and they have tired you out, then how can you compete with horses? And if [you take to flight] in a land of peace where you feel secure, then what will you do [when you tread the tangled maze of jungle haunted by lions] in the swelling and flooding of the Jordan?
(6) Sebab saudara-saudaramu dan kaum keluargamu, mereka sendiri juga berbuat khianat terhadap engkau; mereka juga bersama-sama di belakangmu. Janganlah percaya kepada mereka, sekalipun mereka berkata manis kepadamu!(6) Engkau sudah dikhianati bahkan oleh sanak saudaramu sendiri; mereka ikut menyerang engkau. Janganlah percaya kepada mereka, meskipun kata-kata mereka manis."(6) For even your brethren and the house of your father--even they have dealt treacherously with you; yes, even they are [like a pack of hounds] in full cry after you. Believe them not, though they speak fair words and promise good things to you.
(7) Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan musuhnya.(7) TUHAN berkata, "Tempat tinggal-Ku tidak lagi Kupedulikan, negeri yang menjadi milik-Ku telah Kutinggalkan, dan umat-Ku yang Kukasihi telah Kuserahkan ke tangan musuh-musuhnya.(7) I have forsaken My house, I have cast off My heritage; I have given the dearly beloved of My life into the hands of her enemies.
(8) Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti singa di hutan bagi-Ku; ia mengeraskan suaranya menentang Aku, sebab itu Aku membencinya.(8) Umat pilihan-Ku melawan Aku; seperti singa di rimba demikianlah mereka mengaum terhadap-Ku. Itulah sebabnya Aku membenci mereka.(8) My heritage has become to Me like a lion in the forest; she has uttered her voice against Me; therefore I have [treated her as if I] hated her.
(9) Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti burung belang bagi-Ku; burung-burung buas mengerumuninya. Ayo, kumpulkanlah segala binatang di padang, bawalah untuk menghabiskannya!(9) Mereka seperti burung yang diserang oleh elang dari segala pihak. Panggillah segala binatang hutan untuk turut menghabiskan mereka.(9) Is My heritage to Me like a speckled bird of prey? Are the birds of prey against her round about? Go, assemble all the wild beasts of the field; bring them to devour.
(10) Banyak gembala telah merusakkan kebun anggur-Ku, memijak-mijak tanah-Ku, dan membuat tanah kedambaan-Ku menjadi padang gurun yang sunyi sepi.(10) Banyak penguasa asing telah merusak kebun anggur-Ku dan menginjak-injak ladang-ladang-Ku. Negeri-Ku yang indah mereka ubah menjadi padang gurun yang sepi.(10) Many shepherds [of an invading host] have destroyed My vineyard, they have trampled My portion underfoot; they have made My pleasant portion a desolate wilderness.
(11) Ya, mereka telah membuatnya sunyi sepi, sunyi sepi tanah itu berkabung di hadapan-Ku! Sunyi sepi sekarang segenap negeri itu, tetapi tidak ada orang yang memperhatikannya.(11) Ya, Aku melihat mereka menjadikan negeri-Ku tempat sepi yang menyedihkan. Seluruhnya terlantar, tak ada yang memperhatikan.(11) They have made it a desolation, and desolate it mourns before Me; the whole land has been made desolate, but no man lays it to heart.
(12) Para pembinasa telah datang melintasi segala bukit gundul di padang gurun; sebab pedang TUHAN mengamuk makan dari ujung negeri yang satu ke ujung lain; tidak ada damai bagi segala yang hidup.(12) Dari seberang padang gurun di pegunungan, orang-orang datang untuk merampok. Aku mendatangkan peperangan untuk merusak seluruh negeri sehingga tak seorang pun dapat hidup damai.(12) Destroyers have come upon all the bare heights in the desert, for the sword of the Lord devours from one end of the land even to the other; no flesh has peace or can find the means to escape.
(13) Mereka telah menabur gandum, tetapi yang dituai adalah semak duri; mereka telah bersusah payah, tetapi usaha mereka tidak berguna; mereka malu karena hasil yang diperoleh mereka, akibat dari murka TUHAN yang menyala-nyala."(13) Umat-Ku menabur gandum, tapi durilah yang dituai. Mereka bersusah payah tapi usahanya tidak berhasil. Aku sangat murka sehingga panenan mereka gagal."(13) They have sown wheat but have reaped thorns; they have worn themselves out but without profit. And they shall be ashamed of your [lack of] harvests and revenues because of the fierce and glowing anger of the Lord.
(14) Beginilah firman TUHAN: "Mengenai sekalian tetangga-Ku yang jahat yang telah mengusik negeri yang telah Kuberikan sebagai milik pusaka kepada umat-Ku Israel, bahwasanya Aku akan mencabut mereka dari tanah mereka dan Aku mencabut kaum Yehuda dari tengah-tengah mereka.(14) TUHAN berkata, "Inilah pesan-Ku tentang negara-negara tetangga Israel yang telah merusak negeri yang Kuberikan kepada umat-Ku Israel. Seperti tanaman yang dicabut dari tanah, demikianlah orang-orang jahat itu akan Kukeluarkan dari negeri-negeri mereka, dan Yehuda akan Kulepaskan dari genggaman mereka.(14) Thus says the Lord against all My evil neighbor [nations] who touch the inheritance which I have caused My people Israel to inherit: Behold, I will pluck them up from their land and I will pluck up the house of Judah from among them.
(15) Tetapi setelah Aku mencabut mereka, maka Aku akan menyayangi mereka kembali. Aku akan mengembalikan mereka masing-masing ke milik pusakanya dan masing-masing ke negerinya.(15) Tetapi setelah mengeluarkan mereka, Aku akan mengasihani mereka lagi; setiap bangsa akan Kubawa kembali ke negerinya sendiri.(15) And after I have plucked them up, I will return and have compassion on them and will bring them back again, every man to his heritage and every man to his land.
(16) Dan jika mereka sungguh-sungguh belajar cara hidup umat-Ku sehingga bersumpah demi nama-Ku: Demi TUHAN yang hidup, seperti tadinya mereka mengajar umat-Ku untuk bersumpah demi Baal, maka mereka akan dibangun di tengah-tengah umat-Ku.(16) Jika mereka dengan sepenuh hati mau menerima agama umat-Ku dan mau bersumpah dengan berkata, 'Demi TUHAN yang hidup,' --seperti dahulu mereka mengajar umat-Ku bersumpah demi Baal--maka mereka pun akan tergolong umat-Ku dan menjadi makmur.(16) And if these [neighbor nations] will diligently learn the ways of My people, to swear by My name, saying, As the Lord lives--even as they taught My people to swear by Baal--then will they be built up in the midst of My people.
(17) Tetapi jika mereka tidak mau mendengarkan, maka Aku akan sungguh-sungguh mencabut dan membinasakan bangsa yang demikian, demikianlah firman TUHAN."(17) Tetapi bangsa yang tidak mau menuruti Aku, akan Kucabut seperti tanaman dan Kupunahkan. Aku, TUHAN, telah berbicara."(17) But if any nation will not hear and obey, I will utterly pluck up and destroy that nation, says the Lord.

Perkataan

PERKATAAN, seperti anak panah. Sekali melepaskannya, tak mampu kita menguasainya. Jadi, berlakulah seperti seorang pemanah yang arif dan mahir; jangan melepaskan anak panah sebelum memperhitungkan jalannya. PIKIRKAN MATANG-MATANG SEBELUM MENGELUARKAN PERKATAAN-PERKATAAN. Banyak orang yang gugur karena mata sangkur, tetapi tidak sebanyak yang jatuh karena LIDAH.

Lemah Lembut


"LEMAH LEMBUT (ENGLISH = MEEK)"


Matius 5:5Blessed (happy, blithesome, joyous, spiritually prosperous--with life-joy and satisfaction in God's favor and salvation, regardless of their outward conditions) are the meek (the mild, patient, long-suffering), for they shall inherit the earth!
2Matius 11:29Take My yoke upon you and learn of Me, for I am gentle (meek) and humble (lowly) in heart, and you will find rest ( relief and ease and refreshment and recreation and blessed quiet) for your souls.
3Galatia 5:23Gentleness (meekness, humility), self-control (self-restraint, continence). Against such things there is no law [ that can bring a charge].
4Efesus 4:2Living as becomes you] with complete lowliness of mind (humility) and meekness (unselfishness, gentleness, mildness), with patience, bearing with one another and making allowances because you love one another.


Dalam bahasa Inggris kata lemah lembut diterjemahkan 'meek', sebuah kata yang jarang sekali dipakai masyarakat sekarang. Itulah sebabnya ada sebagian terjemahan Inggris menggunakan kata 'humble' (kerendahan hati). Namun, sessungguhnya, kata 'meek' (lemah lembut) memiliki makna yang lebih dari sekedar rendah hati, tetapi sesungguhnya 'meek' mengandung makna 'kuasa atau kemampuan di bawah kontrol'. Dengan kata lain, orang yang lemah lembut sekalipun memiliki kemampuan atau kuasa untuk melakukan sesuatu, tetapi oleh karena pertimbangan-pertimbangan tertentu, ia tidak melakukannya. Dengan kata lain, orang yang lemah lembut adalah orang yang memiliki karakter penguasaan diri. (sumber)

Selasa, 13 September 2011

Up Date Informasi Dari Ambon Pasca Bentrok 9/11 - (II)

Informasi dari Pdt. Jacky Manuputty (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Gereja Protestan Maluku)
Tabea Basudara,

Berikut saya salin Maklumat Majelis Latupati Maluku:

1. Dihimbau kepada semua Masyarakat adat di maluku, khususnya Kota Ambon untuk tidak terprovokasi dengan dengan isu-isu yang menghancurkan tatanan adat & budaya kita.
2. Membantu pemerintah daerah dalam menjaga kamtibmas, menjamin keselamatan setiap masyarakat adat yang beraktifitas dalam wilayah hukum adat negeri masing-masing.
3. Diharapkan agar tidak memblokir jalan pada semua akses transportasi.
4. Apabila ada provokator/penyebar isu-isu, baik SMS atau apapun, segera ditangkap dan laporkan ke pihak berwajib.
5. Diharapkan kepada pihak keamanan agar dapat menindak tegas siapapun dia yang mengacaukan situasi ini.
6. Diharapkan kepada semua media, baik cetak maupun elektronik, dalam menyampaikan berita-berita yang sejuk dengan penuh kebersamaan.

Mari katong ciptakan suasana yang rukun dan damai di Negeri raja-Raja ini.

Hormate,

Ketua Umum, Raja Negeri Amahusu & Sekretaris Umum, Raja Negeri Siri Sori Islam.

Selanjutnya adalah titah Raja Negeri Tulehu serta Seruan dan Pemberitahuan Raja Negeri Kailolo, sebagaimana yg mereka kirimkan melalui SMS kepada saya.

Titah Raja Tulehu:

1. Masyarakat Tulehu diminta untuk tidak terprovokasi dengan isyu-isyu sesat.
2. Menjaga kambtimas dan menjamin keselamatan setiap orang ang masuk dalam wilayah hukum adat negeri Tulehu.
3. Apabila ada provokator/penyebar isyu sesat, segera ditangkap dan dilaporkan ke pihak berwajib.
4. Pelabuhan Tulehu, RSU Tulehu, UNIDAR, Kantor Camat dan instansi lainnya terbuka untuk umum dan berfungsi sebagaimana biasanya.
5. Tulehu tetap aman dan terkendali.

Raja Tulehu: John Saleh Ohorella

Seruan Raja Kailolo:

Ambon harus aman, Ambon harus damai untuk warisan anak cucu kita kelak. Mari katong lawan provokator karena merekka adalah setan dan iblis yang harus dibasmi dari negeri tercinta ini. Semoga Ambon cepat pulih.

Salam basudara semua

Raja Negeri Kailolo: Azhar Ohorella

Pemberitahun Raja Negeri Kailolo:

Ass..Wr...Wb...!!!
Pemberitahuan: Kepada seluruh masyarakat Kailolo dimanapun berada
Isi Pemberitahuan:

1. Kepada masyarakat kailolo agar tidak terprovokasi dengan konflik yang terjadi di Kota Ambon.
2. Bagi masyarakat Kailolo yang berada di Kota Ambon agar menjauhi wilayah perbatasan konflik.
3. bagi masyarakat Kailolo agar tidak dijadikan sebagai alat atau tameng oleh kelompok atau orang-orang tertentu.

Demikian pemberitahuan ini agar menjadi perhatian.

Wassalam
(tolong disebarkan kepada semua masyarakat Kailolo dimanapun berada)

Raja Negeri Kailolo: Azhar Ohorella

Demikian disalin dari aslinya, yang dikirim mereka kepada saya via SMS

Jacky Manuputty

Up Date Informasi Dari Ambon Pasca Bentrok 9/11 - (I)

Informasi ini datang dari Pdt. Jacky Manuputty (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Gereja Protestan Maluku)


Tabea Basudara,
Maaf saya baru bergabung untuk meng-update situasi Amq. Saya baru sempat online malam ini, setelah sejak hari Minggu sampai beberapa menit tadi terus menerus melakukan koordinasi lintas kawasan dengan jaringan perdamaian lokal, serta simpul-simpul LAIM. Sekedar tambahan berita untuk melengkapi yg sudah di-share teman lainnya, terutama terkait dengan upaya-upaya meredakan konflik:

1. Segera setelah benturan terjadi pada Minggu sore, warga masyarakat Jazirah Salahutu yg terdiri dari beberapa Negeri Muslim (Tulehu, Liang, Tengah-Tengah )dan 1 negeri Kristen (Waai) berinisiatif melakukan pertemuan kawasan pada Minggu Malam, dan mendeklarasikan Jazirah Salahutu sebagai wilayah aman. "Raja" Negeri Tulehu, John Ohorella mengeluarkan maklumat bagi masyarakatnya dan meminta tidak terprovokasi dengan perkembangan situasi di pusat Kota Ambon.

2. Pada malam yg sama, teman-teman jejaring perdamaian lokal mulai membangun contact via telpon untuk berbagi informasi, sekalipun jaringan telpon sangat terganggu. Beberapa kelompok pemuda mengupayakan pertemuan lintas iman, tetapi situasi yg berkembang tak memungkinkan.

3. Pada hari Senin pagi, 12 /9/11, dilakukan pertemuan antara Muspida Maluku dengan tokoh-tokoh agama, adat, dan pemuda di Kantor Gubernur Maluku. Dibuat kesepakatan untuk melokalisir dan meredakan konflik pada titik-titik benturan warga (hanya terdapat 3 titik benturan pada hari Minggu. Sampai Senin pagi bertambah lagi satu titik benturan, namun 2 titik sebelumnya telah reda)

4. Pada Senin siang, dewan Latupati Maluku yg diketuai oleh "Raja" Amahusu bersama sekretaris Dewan Latupati, "Raja" Sirisori Salam/Islam mengeluarkan seruan penghentian kekerasan dan membangun perdamaian

5. Senin Sore, "Raja" negeri Kailolo mengeluarkan 2 maklumat. Satunya berisi seruan untuk masyarakat umum supaya tidak mengembangkan konflik. Lainnya ditujukan secara khusus untuk warga negeri Kailolo dimana saja supaya tidak terprovokasi untuk terlibat konflik

6. Pada hari yg sama, teman-teman muda jaringan perdamaian dari kelompok "Ambon Bergerak" (lintas iman) memutuskan melakukan "perlawanan" media terhadap pemberitaan media-media nasional yg dianggap bias dan memicu ketegangan

7. Masih dihari yg sama, teman-teman jaringan LAIM meningkatkan koordinasi lintas wilayah untuk mengatur sebaran anggota ke berbagai wilayah, serta membangun komunikasi terus-menerus untuk mengklarifikasi perkembangan issue yg menyebar sangat cepat diantara masyarakat. Pada beberapa wilayah perbatasan (Muslim-Kristen) teman-teman mencoba menginisiasi pembentukan simpul-simpul koordinasi diantara warga perbatasan.

8. Pada Senin sore, beberapa teman Muslim memberanikan diri berjumpa dengan teman-teman Kristen di kantor Litbang Gereja Protestan Maluku, dan berbagi cerita serta foto-foto yg diambil di wilayah komunitas Muslim

9. Pada Senin malam, jam 9.40pm, pertemuan ditingkatkan dengan melibatkan lebih banyak teman dari kedua komunitas. Pertemuan dilanjutkan di kawasan jalan A.Y. Patty, berdekatan dengan Masjid Raya Al-fatah. Pertemuan berlangsung penuh keakraban, sekalipun sesekali terdengar bunyi tembakan. Dalam pertemuan itu disepakati beberapa agenda untuk dilakukan bersama. Diantaranya, secara terus-menerus memantau perkembangan di wilayah masing-masing, dan mengumpulkan semua berita untuk dikompilasi oleh seorang teman. Selain itu dianggap perlu untuk bersama-sama melanjutkan pengawalan dan klarifikasi terhadap berbagai bias pemberitaan yg umumnya dilakukan oleh banyak media nasional, baik cetak maupun elektronik. Pertemuan dengan pendekatan pertemanan itu berakhir dengan kesepakatan untuk melakukan bentuk-bentuk provokasi perdamaian di dalam masyarakat, diantaranya mempersiapkan gelar seni bersama di lokasi monumen "Gong Perdamaian."

10. Melalui telpon dari "Raja" negeri Kailolo di Pulau Haruku, diperoleh informasi bahwa pertemuan negeri-negeri Pulau Haruku dan Nusalaut (Muslim-Kristen) akan dilangsungkan siang nanti di wilayah Waimital, Negeri Pelau. Pertemuan ditujukan untuk mengatur koordinasi bersama untuk mencegah meluasnya konflik, serta membangun perdamaian.

11. Sejak pecahnya konflik pada hari Minggu, tak ditemukan adanya kasus pembunuhan warga diluar titik-titik panas yg bergolak. Banyak warga Muslim yg disaat merebaknya konflik berada di pemukiman Kristen, namun tak diapa-apakan (bahkan diantar pulang ke wilayah perbatasan). Sebaliknya, banyak sekali warga Kristen di komunitas Muslim yg mengalami perlakuan serupa. Ini menandakan, sejauh ini masyarakat di kedua belah pihak, dengan komitmen tinggi, berupaya melokalisir dan meredusir konflik pada beberapa area benturan, dan tak mengembangkannya ke wilayah lainnya.

Informasi korban sampai saat ini: 5 korban meninggal di komunitas Muslim dan 3 korban meninggal di komunitas Kristen. Hampir semua korban meninggal akibat tertembak aparat keamanan. Sementara itu ratusan korban luka-luka dirawat di berbagai rumah sakit.

Demikian sedikit update yg bisa saya bagikan di subuh hari ini.

Doakan Damai Untuk Maluku

Jacky Manuputty

Nyanyian Jemaat GPM No. 36. "Saat Ini"