Alkisah, si A dan si B sama-sama laki-laki.
"Darimana anda tahu mereka sama-sama laki-laki?" Ya itu, mereka sama-sama
punya Penis. Mereka manusia yang punya akal, mereka laki-laki yang punya Penis. Mereka sama-sama dikaruniai sifat ingin tahu, karena berakal, dan alat
untuk memenuhi keingintahuan itu, yaitu berPenis.
Pada titik tertentu, si A dan si B telah memperoleh banyak kebenaran tentang Penisnya. Secara koherensif, dan korespondensif, Penis itu sama dengan penis-penis sebelumnya. Secara pragmatis, fungsi Penisnya adalah untuk menembus Selaput Dara, untuk tahu apa yang
ada di baliknya. Tentu tidak perlu ditutupi karena itu adalah common
sense. Semua orang juga tahu itu.
Setelah keingintahuan itu terjawab, apa yang terjadi?
![]() |
Sumber: www.pixabay.com |
![]() |
Sumber: www.pixabay.com |
Si A dan si B, sama-sama punya Penis, sama-sama tahu kebenaran dan fungsinya. Tetapi
karena beda habitus, si A dapat menciptakan sebentuk Penis yang lain
(Roket dan Kapal Selam) untuk membantu meneropong guna menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan: "ada apa di
balik Selaput Dara semesta?" Sementara si B, tak sedetikpun berpikir
melampaui kepunyaannya, masih terus meneropong dan bertanya: "Ada apa di balik Selaput Dara di dalam Rok Mini dan Celana Perempuan?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar